Selasa 12 Feb 2019 13:26 WIB

Jejak Kaum Tubba'

Kaum ini dibinasakan oleh Allah SWT, karena menyekutukanNya dengan berhala-hala

Ilustrasi kafilah dagang di gurun pasir
Foto: saharamet.org
Ilustrasi kafilah dagang di gurun pasir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai peninggalan kaum Tubba’ di Himyar, menunjukkan mereka adalah entrepreneur yang andal. Mereka mampu membangun pusat pengairan dan mengalirkannya ke area persawahan. Selain itu air yang melimpah sebagiannya mereka alirkan ke tangki-tangki penampung air untuk kebutuhan di musim kemarau.

Prof Dr M Suyanto, ketua STMIK AMIKOM Yogyakarta, dalam website pribadinya menulis, kaum Tubba’ atau Himyar adalah kaum Homerite yang merupakan kaum di Arab Selatan kuno yang menggantikan kaum Saba. Konon, kaum Himyar (Tubba’) ini sudah mempunyai peradaban sejak tahun 115 SM.

Salah satu peninggalan peradaban mereka adalah bendungan air. Reruntuhan bendungan tersebut terletak di Pegunungan Mudawwar di dekat Yarim. Zhafar (pada masa klasik disebut Sapphar dan Saphar, atau Sephar dalam Kitab Kejadian 10 : 30), kota di bagian dalam semenanjung sekitar 100 mil sebelah timur laut Mukha di atas jalan menuju Shana’a, adalah ibu kota Dinasti Himyar.

Kota itu menggantikan posisi Ma’rib, kota orang-orang Saba, dan Qarnaw, kota orang-orang Minea. Reruntuh annya masih dapat dilihat di puncak bukit dekat Kota Yarim. Pada masa penyusunan The Periplus, rajanya adalah Kariba-il Watar (Charibael, dalam The Periplus).

Kaum Himyar selama beberapa tahun menjadi perantara utama perdagangan antara Afrika dan Mediterania. Kaum Himyar membeli gading dari Afrika dan menjualnya ke daerah kekuasaan Romawi. Kapal kaum Himyar berlayar secara regular ke pantai Afrika Timur dan juga menggunakan pertimbangan kontrol secara politik terhadap kota perdagangan Afrika Timur.

Perdagangan kaum Himyar mulai menurun, setelah adanya dominasi dari kaum Nabasia yang berasal dari utara Hijaz dan superioritas Romawi atas perdagangan laut setelah Romawi menundukkan Mesir, Syiria, dan Utara Hijaz, serta terjadinya peperangan antarsuku di wilayah Himyar.

Mata uang

Bangsa Himyar sudah mempunyai mata uang sendiri, yang terbuat dari emas, perak, dan tembaga dengan menampilkan gambar wajah pada salah satu sisinya dan seekor burung hantu (lambang orangorang Athena) dan kepala banteng di sisi lainnya.

Beberapa uang logam yang lebih tua memuat gambar raja Athena, menunjukkan ketergantungan orang Arab Selatan kepada model-model Athena sejak abad ke-4 sebelum masehi. Di samping uang logam, ditemukan juga sejumlah patung perunggu karya pengrajin Yunani dan Sasaniyah dalam penggalian di Yaman.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement