Sabtu 22 Dec 2018 05:35 WIB

Rasulullah pun Menyambut Hujan

Hujan merupakan bagian dari rahmat Allah yang turun ke bumi.

Hujan deras/ilustrasi
Foto:

Ketika Rasulullah SAW masih hidup, baginda kerap menyambut hujan. Nabi SAW pun segera per gi ketika melihat air yang meng alir. Dia bersabda, "Keluarlah kalian bersama kami kepada ini yang Allah jadikan ia suci-me nyucikan, lalu kita bersuci de ngannya, dan kita memuji Allah karenanya."

Begitu pula Umar bin Khattab ketika menghadapi kemarau nan panjang. Syahdan, ada seorang lelaki berkata kepada Khalifah Umar RA, "Hai Amirul Mu'minin, hujan telah lama tidak turun dan manusia berputus asa dari turunnya hu jan." Maka Umar RA menjawab, "Kalian sebentar lagi akan diberi hujan," lalu ia membaca firman-Nya: Dan Dia lah yang menurun kan hujan sesu dah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya.

Imam Syafii berkata, ketika Umar bin Khattab RA melihat luapan air, dia mendatangi itu bersama para sahabatnya. Umar pun berkata, "Tidaklah seorang datang dari tempat datangnya, kecuali kami mandi dengannya."

Diriiwayatkan dari Ibnu Abbas RA, suatu ketika hujan turun dari langit. Dia berkata kepada para pembantunya. "Keluarkanlah tempat tidur dan tungganganku agar terkena hujan." Abu Jauza; berkata kepada Ibnu Abbas, "Ke napa engkau melakukan itu, yar hamukallah?"

Ibnu Abbas menjawab, "Tidakkah engkau mem baca dalam Alquran "Dan Kami menurunkan dari langit air yang berkah!" Oleh karena itu, aku suka berkah itu mengenai tempat tidur dan tungganganku." Begitu banyak rahmat yang Allah turunkan lewat hujan. Tidak sepantasnya kita mengeluh.

Adanya banjir tak lepas dari kerusakan yang diperbuat oleh tangan-tangan manusia. Ber ton-ton limbah industri dan sampah rumah tangga masih ke rap mengalir ke sungai dan laut an. Pembabatan hutan di ganti dengan hotel dan vila mem buat air yang turun tak terserap ke bu mi. Belum lagi efek rumah kaca yang membuat bumi makin pa nas.

Tak heran, Allah SWT pun su dah mengungkapkan di dalam Alquran jika kerusakan yang di buat akan dirasakan oleh para perusaknya. "Telah tampak ke ru sakan di darat dan di lautan aki bat perbuatan tangan (mak siat) manusia, supaya Allâh mera sa kan kepada mereka sebagian da ri (aki bat) perbuatan mereka, agar me reka kembali (ke jalan yang be nar)." (QS ar-Rum [30]: 41).

Maka, masih patutkah kita me nyalahkan hujan ketika musi bah datang? Jika iya, mungkin kita masih butuh kembali merenungi 31 ayat yang diulang-ulang dalam surah ar-Rahman. "Nik mat mana lagi yang kamu dustakan?" Wallahu a'lam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement