Rabu 12 Dec 2018 16:46 WIB

Mengenal Sarjana dari Sankore

Sejumlah sarjana terkenal yang lahir dari Universitas Sankore.

Masjid Sankore di Timbuktu, Mali.
Foto: National Geographic
Masjid Sankore di Timbuktu, Mali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah sarjana terkenal yang lahir dari Universitas Sankore. Di antaranya adalah Mohammed Bagayogo dan Ahmad Baba.

Mohammed Bagayogo

Bagayogo memiliki nama lengkap Mohammed Bagayogo Es Sudane Al Wangari Al Timbukti. Ia merupakan salah satu sarjana terkemuka dari Universitas Sankore, Timbuktu. Ia kemudian menjadi salah satu syekh dan profesor yang sangat dihargai.

Bagayogo dilahirkan di Djenne pada 1523 Masehi. Selain terkenal karena keilmuannya, ia juga dikenal karena sejumlah karya yang ditulisnya. Sejumlah manuskrip karyanya tersimpan di The Ahmed Baba Institute. Ada pula yang tersimpan di Museum Prancis.

Karya-karya Bagayogo banyak digunakan sebagai rujukan para sarjana lainnya untuk mempelajari dan memahami budaya yang berkembang di Mali pada abad pertengahan. Ia juga merupakan guru sarjana ternama lainnya, yaitu Ahmad Baba.

Bagayogo pernah berkunjung ke Kairo saat melakukan perjalanan ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Saat singgah di Kairo, ia dianugerahi gelar doktor kehormatan dari Universitas Al Azhar atas jasa-jasanya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.

Ahmad Baba

Ahmad Baba al-Massufi al-Timbukti juga merupakan salah satu alumnus Universitas Sankore. Ia merupakann ahli hukum, seorang profesor, dan imam. Ia lahir pada bulan Oktober 1556 dan meninggal dunia pada 1627.

Ahmad Baba dikenal pula dengan panggilan Ahmad Baba Es Sudane atau Ahmad Baba the black. Selain sebagai seorang cendekiawan, ia merupakan seorang penulis Afrika Barat di abad pertengahan. Ia pun dikenal sebagai ahli politik di wilayah yang dikenal sebagai Sudan Barat.

Saat menimba ilmu, Ahmad Baba pernah menjadi salah satu Mohammed Bagayogo. Sepanjang hidupnya, Ahmad Baba menulis lebih dari 60 buku. Termasuk, buku biografi Muhammad Abd al-Karim al-Maghili, seorang ahli hukum agama, saat ia deportasi ke Maroko.

Biografi tersebut kemudian diterjemahkan oleh seorang pemikir Barat, MA Cherbonneau, pada 1855 dan menjadi salah satu teks utama untuk studi sejarah hukum di Sudan Barat. Karya Ahmad Baba merupakan sumber terbaik untuk mempelajari al-Maghili.

Di sisi lain, Ahmad Baba juga menulis sejumlah karya dalam berbagai bidang, termasuk hukum, kedokteran, filsafat, astronomi, matematika, dan lain-lain. Karena jasa dan kebesaran namanya, sebuah institut diberi nama sesuai namanya, The Ahmad Baba Institute.

Lembaga ini menyimpan lebih dari 18 ribu naskah. Selain Ahmad Baba, ada juga sarjana lainnya dari Universitas Sankore, antara lain Modibo Mohammad al-Kaburi, Abu al-Abbas Ahmad Buryu ibn, Ag Mohammed ibn Utman, Abu Abdallah, dan Ag Mohammed Ibn Al-Mukhtar An-Nawahi. Sebagian besar sarjana tersebut mengikuti mazhab Maliki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement