Senin 10 Dec 2018 17:37 WIB

Ada 390 Lebih Mushaf Kuno yang Didigitalisasi

Penulisan manuskrip Alquran di masa lalu sesungguhnya sudah cukup maju

Rep: Fuji E Permana/ Red: Agung Sasongko
Salah satu contoh Mushaf Alquran kuno dari daun lontar
Foto: Agung Supriyanto/ Republika
Salah satu contoh Mushaf Alquran kuno dari daun lontar

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sebuah langkah penting dilakukan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran (LPMQ) Balitbang Diklat Kementerian Agama (Kemenag), beberapa hari berselang. Langkah itu adalah meluncurkan database manuskrip Alquran nusantara.

Database itu diberi nama Southeast Asian Mushaf. Kepala LPMQ, Muchlis M Hanafi mengatakan, peluncuran database manuskrip Alquran nusantara yang diinisiasi peneliti LPMQ itu merupakan terobosan positif dan informatif. Database itu akan memudahkan para peneliti dan pengkaji untuk meneliti dan mengkaji manuskrip Alquran nusantara dari berbagai daerah. Dalam database termuat informasi tentang mushaf cetakan, digital, dan braille. Namun, yang akan menonjol pada database itu adalah mushaf-mushaf kuno.

Baca: Berburu Mushaf Kuno di Nusantara

"Penulisan manuskrip Alquran di masa lalu sesungguhnya sudah cukup maju karena pada manuskrip yang ditemukan di beberapa bagiannya ada yang mencan tumkan beberapa bagian dari Ulumul Quran, seperti catatan tentang qiraat, hitungan ayat, bahkan hitungan jumlah huruf dalam Alquran," kata Muchlis

LPMQ, menurut dia, ingin menghadirkan mushaf-mushaf kuno kepada publik agar bisa menjadi objek kajian. "Dengan mengkaji manuskrip mushaf kuno itu, kita ingin menghadirkan atau kita ingin mempersilakan naskah-naskah itu berbicara tentang kejayaan peradaban Islam di masa yang lalu," kata Muchlis.

Menurut dia, banyak hal yang bisa diteliti dari mushaf-mushaf kuno tersebut. Dulu, para penyalin mushaf sudah memperkenalkan ragam qiraat Alquran. Mereka juga memperkenalkan Ulumul Quran. Hal ini menunjukkan peradaban masyarakat Muslim di nusantara pada masa lalu sudah bagus karena sudah bisa menulis mushaf Alquran.

Baca Juga: Mushaf Daluan atau Kertas Eropa, Tua Mana?

Banyaknya mushaf kuno juga menunjukan tingginya perhatian masyarakat Muslim Indonesia terhadap kitab suci agama Islam. Para peneliti sekarang bisa menemukan jejak seni budaya yang dituangkan dalam bentuk iluminasi-iluminasi indah pada mushaf kuno.

Melalui mushaf-mushaf kuno tersebut juga bisa ditelusuri jejak perjalanan atau pengaruh budaya dari satu kawasan ke kawasan lain. Misalnya, mushafmushaf yang ada di daerah Gowa, Sulawesi Selatan, pengaruhnya sangat dahsyat terhadap mushaf yang ditemukan di Bima. "Ternyata ada jalur budaya," ujarnya.

Sekarang, LPMQ masih membuat dan mengembangkan web untuk database manuskrip Alquran nusantara. Web tersebut akan menampilkan foto-foto manuskrip Alquran dari nusantara. Web juga akan dilengkapi dengan penjelasan tentang tahun pembuatan manuskrip Alquran, jenis kertas yang digunakan, asal manuskrip, dan lain sebagainya. Nantinya publik akan bisa mengakses database tersebut secara daring.

Saat ini, ada 390 lebih mushaf kuno yang sudah didigitalisasi dan dimasukkan ke database. Sementara, sudah ada ratusan mushaf lainnya yang dihimpun LPMQ untuk didigitalisasi. Mushaf-mushaf tersebut berasal dari abad ke-19, 18, 17, dan yang paling tua berasal dari tahun 1625 Masehi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement