Kamis 06 Dec 2018 06:06 WIB

Lebih Dekat dengan 'Tangan' Sayyidina Ali

Dia tumbuh dan dibesarkan di bawah bimbingan sang ayah.

Takwa (ilustrasi).
Foto:

Suatu hari kaisar Romawi menulis surat kepada Mu'awiyah yang berisi ajakan untuk mengirimkan orang terkuatnya dalam sebuah pertarungan. Mu'awiyah menyetujui tawaran tersebut dan memberikan izin.

Setelah itu, kaisar Romawi mengirimkan dua orang lelaki kuat. Yang satu luar biasa tingginya dan besar perawakannya seakan ia adalah pohon besar menjulang di tengah hutan atau suatu bangunan yang besar. Lainnya terlihat kuat. Ototnya besar. Tenaganya tak sungguh luar biasa. Kedatangan keduanya disertai sepucuk surat berbunyi: Adakah orang yang menyamai kebesaran dan kekuatan kedua orang ini di negeri Anda?

Mu'awiyah kemudian bermusyawarah dengan Amru bin Ash.

Muawiyah: "Untuk orang yang tinggi besar itu aku sudah menemukan tandingannya, bahkan melampauinya yaitu Qais bin Sa'ad bin Ubadah. Namun, untuk menandingi orang yang kuat itu aku meminta pertimbanganmu."

Amru bin Ash: "Ada dua orang yang cocok, hanya saja keduanya jauh dari Anda, mereka adalah Muhammmad al- Hanafiyah dan Abdullah bin Zubair. Bukankah Muhammad al-Hanafiyah tidak jauh dari sini. Tapi apakah menurut Anda dengan kedudukannya yang mulia itu, beliau bersedia diadu dengan si romawi di depan khalayak ramai?"

Mu'awiyah: "Beliau pasti bersedia, bahkan lebih dari itu selagi beliau melihat ada kebaikan di dalamnya dan Islam semakin tampak berwibawa."

Kemudian Mu'awiyah memanggil Qais bin Sa'id bin Sa'ad dan Muhammad al-Hanafiyah. Gelanggang dibuka, untuk mengetahui siapa yang lebih tinggi, Qais bin Sa'ad membuka celana luarnya dan dilemparkannya kepada orang-orang Romawi sambil menyuruh untuk memakainya. Ketika dipakai ternyata celana itu menutup sampai ke dadanya, sehingga orang-orang pun tertawa geli melihatnya.

Giliran Muhammad al-Hanafiyah.Dia berkata kepada penerjemah, Katakan kepada orang Romawi ini, dia boleh memilih, mau duduk dan aku berdiri, lalu dia harus bisa membuat aku duduk atau aku yang membuat dia berdiri. Boleh juga kalau dia memilih berdiri dan aku duduk.

Orang Romawi itu lebih memilih duduk. Kemudian Muhammad al-Hanafiyah memegang tangan si Romawi sampai rasanya nyaris putus dari pundaknya. Orang Romawi itu terduduk di atas tanah. Akhirnya, kedua orang dari negeri seberang itu pun pulang ke negerinya dengan membawa kekalahan dan kehinaan.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement