Selasa 20 Nov 2018 18:18 WIB

Kisah Preman Pensiun

Kini Kang Is banyak menghabiskan waktunya untuk beribadah di Masjid.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Agung Sasongko
Razia preman, ilustrasi
Razia preman, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Namun jauh sebelum fenomena hijrah itu muncul, sudah ada Iskandarsyah Berian, sosok nyata seseorang yang hijrah. Dia lebih dikenal dengan nama Iskandar Bule. Seorang mantan preman yang akhirnya menyerahkan seluruh dunianya untuk bekal di akhirat.

Jangan tanya apa yang sudah dia kerjakan sebelum akhirnya hijrah pada 2007 silam. Dia dikenal sebagai preman yang sudah mencicipi berbagai macam kejahatan, dari mulai pemalakan, menggunakan obat-obatan terlarang, hingga maksiat sudah dia kerjakan.

Republika disambut lambaian tangan dari Kang Is yang menghabiskan waktunya di salah satu ruangan di sudut Masjid Madinah, Jalan Depok Raya Kota Bandung. Terlihat beberapa tato di kaki dan tangannya, jalannya pun sudah sedikit terpincang, dia menggunakan sweater hitam untuk menghangatkan diri setelah siang itu kota Bandung diguyur oleh hujan deras.

"Kejahatan pertama saya yang masuk koran itu ketika saya di kelas empat SD, saya tusuk teman saya pakai pisau tukang buah," kata Kang Is, sapaannya saat ditemui belum lama ini.

Keputusan hijrahnya pun terbilang menarik, lima pria datang mendatanginya di tempat tongkrongannya di Jalan Sunda, Kota Bandung. Usai membicarakan soal agama selama beberapa jam, Kang Is kemudian datang ke Masjid Madinah, beritikaf selama tiga hari dan akhirnya meninggalkan masa lalunya.

Ketika ditanya siapa orang yang paling bahagia ketika dia berhijrah, mukanya tetiba memerah dan senyumnya melebar. "Pengusaha hiburan malam yang paling senang saya hijrah, ga ada yang ganggu, ga ada yang acak-acak, berkurang tukang ngerecokin," katanya sambil tertawa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement