Sabtu 17 Nov 2018 07:00 WIB

Catatan Pribadi Sultan: Jaga Persatuan dan Tolak Zionisme

Karena ketegasannya itu, musuh-musuh Islam tak henti-hentinya merorong kekhalifahan.

Rep: mg02/ Red: Agung Sasongko
Sultan Abdul Hamid II
Foto:

Ia menjadi khalifah Turki Usmani menggantikan pamannya, Abdul Aziz, yang bergelar Murad VI pada 1876. Pamannya yang berkuasa cukup lama ini diturunkan dari jabatannya sebagai khalifah, kemudian dibunuh oleh pembencinya. Selanjutnya, masa depan Kesul tanan Turki Usmani berada di pundak Sultan Abdul Hamid II.

Selama memerintah, sejumlah capaian-capaian mentereng direngkuh Sultan Abdul Hamid II, seperti mendirikan universitas, akademi seni rupa, sekolah keuangan dan pertanian. Selain itu, ia membuka banyak sekolah dasar, sekolah menengah atas, sekolah untuk kaum difabel, juga mendirikan Rumah Sakit Sisli Etfal dengan uangnya sendiri. Dia juga memprakarsai pembangunan jembatan di dua tepi selat Bosphorus serta rel kereta api.

Dalam buku catatan pribadi, Sultan Abdul Hamid II menjelaskan tentang pentingnya melakukan gerakan menanamkan kembali nilai ukhuwah Islamiyah di antara kaum Muslimin dunia, baik Cina, India, Arab, Afrika, dan tempat-tempat lain. Sultan Abdul Hamid II menegaskan keyakinannya tentang kemungkinan lahirnya kesatuan dunia Islam.

Ia mengatakan, umat Islam wajib menguatkan ikatan persaudaraan di belahan bumi lain. Satu dan lainnya wajib saling mendekat dan merapat dalam intensitas yang sangat kuat. Tidak ada harapan lagi untuk kebangkitan dan kejayaan di masa depan kecuali dengan persatuan umat Islam.

Memang waktunya belum datang, tapi dia akan datang. Akan datang suatu hari di mana kaum Muslimin akan bersatu dan mereka akan bersama-sama dalam satu kebangkitan yang serentak. Akan ada seorang yang memimpin umat ini dan mereka akan menghancurkan kekuatan orang-orang kafir, tulisnya.

Kisah lain dari buku hariannya adalah ketika ia menolak permintaan tokoh pendiri negara Zionis Israel, Theodore Herzl, agar memberikan sebagian wilayahnya di Palestina untuk bangsa Yahudi. Permintaan itu ditolak mentahmen tah oleh Sultan Abdul Hamid II, sehingga membuat marah bangsa Yahudi.

Karena ketegasannya itu, musuh-musuh Islam tak henti-hentinya merong rong kekuasaan Sultan Abdul Hamid II. Pada masa pemerintahannya, ia harus berhadapan dengan manuver orang-orang Yahudi Dunamah yang ingin mendongkel kekuasaanya.

Setidaknya, ada beberapa langkah dan strategi dilancarkan oleh kaum Yahudi menurut sejarawan Muslim Dr Muhammad Harb untuk menembus dinding kokoh Kesultanan Turki Usmani. Target mereka adalah dapat memasuki Palestina. (Dr Muhammad Harb: 2012). mg02 ed: erdy nasrul

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement