Rabu 14 Nov 2018 06:06 WIB

Pidato Tegas Khalifah Umar bin Khattab

Sebagai seorang khalifah, ia dikenal tegas.

Masjid Umar bin Khattab di Madinah
Foto:

Suatu hari, Umar bin Khaththab sedang berjalan-jalan di Madinah setelah melantik seorang pejabat. Tiba-tiba, seorang pria berlari mendatangi dan menyeru kepadanya, Wahai 'Amirul Mukminin!

Benarkah keempat syarat-syarat itu bisa menyelamatkan Tuan dari siksa Allah, sedangkan gubernur Tuan sendiri, Ayyadh bin Ghanam di Mesir telah memakai baju berbahan kain halus dan mengangkat seorang ajudan.

Khalifah Umar terkejut mendengar keterangan pria ini. Untuk menyelidiki kebenaran kata-katanya, Umar kemudian memanggil kurir negara, Muhammad bin Maslamah. Ia memang bertugas khusus untuk selalu siap sedia bilamana Khalifah perlu berkorespondensi dengan gubernur- gubernurnya.

"Kau, pergilah ke tempat Ayyadh. Bawalah dia kepadaku dalam keadaan persis sebagaimana engkau saksikan sendiri ia pada saat bertemu, perintah Khalifah Umar.

Maka, berangkatlah Muhammad bin Maslamah ke Mesir. Setelah mengarungi perjalanan beberapa waktu lamanya, ia sampai di kediaman sang gubernur, Ayyadh bin Ghanam.

Ternyata, Gubernur Ayyadh memang berpenampilan mewah.

Ia mengenakan baju dari kain berbahan halus kualitas tinggi. Tidak hanya soal pakaian. Kini, Gubernur Mesir itu, bahkan, telah mempekerjakan seorang ajudan pribadi.

Gubernur Ayyadh menyambut Muhammad bin Maslamah dengan baik. Tanpa berbasa-basi, sang kurir menyampaikan maksud kedatangannya. "Wahai, Gubernur Ayyadh. Engkau dipanggil amirul mu`minin Khalifah Umar ke Madinah,"kata Muhammad.

"Baiklah. Tetapi, saya minta waktu sebentar saja untuk saya menaruh baju mantel ini, jawab Ayyadh bin Ghanam. "Tidak. Jangan lakukan itu karena Khalifah ingin agar pakaian itu tetap engkau kenakan, sebagaimana aku mendapatimu sekarang ini,"kata Muhammad.

"Dengan sedikit bertanya-tanya, sang gubernur pun menyanggupi. Keduanya berangkat ke Madinah untuk menemui Khalifah Umar. Sampai di tujuan, `Amirul Mukminin menerima tamu yang dinanti-nanti itu.

Demi melihat sang gubernur, pandangan mata Umar memperhatikannya. Wajahnya menyiratkan rasa tidak suka. "Tanggalkan baju mantel itu! perintah Khalifah Umar.

Kemudian, Umar bin Khattab meminta kepada Muhammad untuk mengambilkan sebuah jubah yang terbuat dari bulu hewan ternak.

Tidak hanya itu, Khalifah Umar menyuruh Muhammad mengumpulkan sekawanan kambing serta sebatang tongkat. Semua itu diberikannya kepada Gubernur Mesir ini.

"Pakailah baju bulu ternak ini. Ambil tongkat ini. Lalu, pergilah kamu kembali ke Mesir dengan menggembalakan kambing-kambing ini. Berilah minum kepada orang- orang yang lewat di depanmu dalam perjalanan pulang. Jagalah pemberian saya ini.

Mengerti!? kata Khalifah Umar dengan nada tinggi kepada Ayyadh bin Ghanam.

"Saya mendengarnya, wahai Khalifah," jawab Gubernur Ayyadh. Namun, sejurus kemudian ia menggerutu. "Sungguh, saya lebih baik mati daripada tampil begini."

Rupanya, Ayyadh bin Ghanam merasa malu berpenampilan layaknya tukang gembala kambing di hadapan publik. Mendengar ucapannya ini, Khalifah Umar kian keras berkata, "Mengapa engkau tidak senang dengan pekerjaan seperti ini? Ayahmu dahulu dikenal sebagai ghanam karena ia menggembala kambing. Tahukah engkau? Apa kau kini merasa lebih baik daripada ayahmu?

Benar, wahai `Amirul Mukminin. "Engkau berkata benar,"jawab Gubernur Ayyadh.

"Maka, tunggu apa lagi? Ayo, lepas mantel itu dan kenakan jubah bulu domba ini.

Teruskan kembali tugasmu! perintah Khalifah `Umar.

Sejak peristiwa ini, sosok Ayyadh bin Ghanam dikenal rakyat Mesir sebagai gubernur yang tawadhu. Ia menjadi salah satu gubernur terbaik yang pernah memimpin Mesir.

Demikian riwayat Abu Yusuf.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement