Kamis 08 Nov 2018 06:06 WIB

Ketika Bani Israil Dikutuk Menjadi Kera

Tabiat yang kasar dan dosa yang terlalu banyak telah mengubah bentuk dan rupa mereka

Laut Merah
Foto: wikipedia
Laut Merah

Anehnya, ikan-ikan tersebut pada hari selain Sabtu tidak ada seekor pun yang muncul sehingga membuat jenuh sebagian kaum lain ketika melaut tidak mendapatkan ikan.

Tradisi larangan melakukan aktivitas selain ibadah dan belajar itu berlanjut dari waktu ke waktu, dan semakin banyak segala jenis ikan-ikan besar dan kecil menyembul ke permukaan Laut Merah. Ikan-ikan itu tampak tidak takut meski berada di depan manusia. Ikan-ikan itu seakan tahu, meski berada di dekat manusia, dia tidak akan dimangsa.

Kumpulan ikan yang begitu banyaknya berada di perairan dangkal di Laut Merah, memunculkan keinginan dan nafsu serakah Bani Israil yang tinggal di dekat Laut Merah untuk menangkap dan segera memakannya.

Syahdan, fenomena tersebut menggiurkan sekelompok Bani Israil yang tidak taat. Mereka mencoba mengompromikan larangan tersebut dan melakukan perundingan bagaimana supaya sepakat menangkap ikan pada Sabtu. Mereka kesal, karena hanya pada hari Sabtu saja ikan-ikan itu bisa ditangkap, sementara hari-hari biasa ikan itu sulit ditangkap meski sudah menjelajahi Laut Merah sampai ke tengah.

"Kita pasti akan mendapatkan ikan banyak dengan cara yang gampang jika menangkapnya pada hari Sabtu," kata salah seorang kaum Bani Israil.

Perundingan itu tak menuai kesepakatan. Muncul perbedaan. Ada yang sepakat dan ada yang tidak. Bagi kelompok yang tidak sepakat, mereka berpendapat, "Bukankan hari itu (Sabtu) dilarang melakukan aktivitas selain beribadah kepada Tuhannya Nabi Daud?"

Karena yang menolak sedikit, sementara yang setuju banyak, akhirnya pada hari Sabtu itu sebagian kaum Bani Israil menangkap ikan di Laut Merah. Benar bahwa hasil tangkapan mereka jauh lebih banyak dari hasil mereka pada hari-hari lain. Alangkah senang hati mereka mendapatkan ide menangkap ikan banyak.

Dengan hasil keputusan tadi, Sabtu bukan lagi untuk fokus menyembah Allah, bersyukur dan belajar ilmu agama, melainkan digunakan sebagai pesta pora karena mendapat tangkapan ikan banyak di laut.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement