Selasa 16 Oct 2018 16:03 WIB

Di Masa Kejayaan Islam Banyak Bermunculan Toko Obat

Keamanan obat-obatan yang dijual di apotek swasta dan pemerintah diawasi secara ketat

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi ilmuwan Muslim saat mengembangkan sains dan teknologi pada era Dinasti Abbasiyah di Baghdad.
Foto: Wordpress.com
Ilustrasi ilmuwan Muslim saat mengembangkan sains dan teknologi pada era Dinasti Abbasiyah di Baghdad.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di masa kejayaan Islam, toko-toko obat bermunculan bak jamur di musim hujan. Toko obat yang banyak jumlahnya tak cuma hadir di Baghdad, tapi juga di kota-kota Islam lainnya.

Kala itu, Baghdad merupakan salah satu kota metropolis dunia. Para ahli farmasi pun mulai mendirikan apotek sendiri. Berbekal keahlian yang dimiliki, mereka meracik, menyimpan, dan menjaga aneka obat-obatan.

Baca: Akar Islam dalam Farmasi Modern

Tak mau tinggal diam, pemerintah Muslim pun mendukung perkembangan di bidang farmasi. Rumah sakit milik pemerintah yang ketika itu memberikan perawatan kesehatan secara cuma-cuma bagi rakyatnya juga mendiri kan laboratorium untuk meracik dan mempro duksi aneka obat-obatan dalam skala besar.

Keamanan obat-obatan yang dijual di apotek swasta dan pemerintah diawasi secara ketat. Secara periodik, pemerintah melalui pejabat dari al-Muhtasib semacam badan pengawas obat-obatan- mengawasi dan memeriksa seluruh toko obat dan apotek. Para pengawas dari al-Muhtasib secara teliti mengukur akurasi berat dan ukuran kemurnian dari obat yang digunakan.

Baca Juga: Motivasi Ilmuwan Muslim Kembangkan Ilmu Pengetahuan

Pengawasan yang amat ketat itu dilakukan untuk mencegah penggunaan bahan-bahan yang berbahaya dalam obat dan sirup. Semua itu dilakukan sematamata untuk melindungi masyarakat dari bahaya obatobatan yang tak sesuai dengan aturan.

Seperti halnya di bidang kedokteran, dunia farmasi profesional Islam telah lebih unggul lebih dulu dibandingkan Barat. Ilmu farmasi baru berkembang di Eropa mulai abad ke-12 M atau empat abad setelah Islam menguasainya. Karena itulah, Barat banyak meniru dan mengadopsi ilmu farmasi yang berkembang terlebih dahulu di dunia Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement