Rabu 08 Aug 2018 15:30 WIB

Masjid Qol Sharif Simbol Perjalanan Muslim Tatar

sayangnya, bangunan awal tersebut sudah tak lagi tersisa bersamaan.

 Bulan purnama penuh tampak di atas masjid Qol Sharif di Kazan Kremlin, ibukota Tatarstan , yang terletak di Sungai Volga Rusia 700 km timur Moskow , Rabu (29/7).    (AP/Denis Tyrin)
Bulan purnama penuh tampak di atas masjid Qol Sharif di Kazan Kremlin, ibukota Tatarstan , yang terletak di Sungai Volga Rusia 700 km timur Moskow , Rabu (29/7). (AP/Denis Tyrin)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Termasuk salah satu masjid terbesar di Rusia, Masjid Qol Sharif merupakan simbol perjalanan Muslim Tatar di negara beruang putih itu. Dibangun pada abad ke-16, masjid ini mengambil nama dari Qol Sharif, seorang ulama pejuang sekaligus penyair asal Kazan, sebuah kota di Republik Tatarastan, di bawah Federasi Republik Rusia.

Kota ini terletak di tepi Sungai Wolga, sekitar 850 km di sebelah timur Moskow. Qol Sharif dikenal sebagai seorang yang sangat estetis, cinta seni. Konon, dia sendiri yang merancang arsitektur masjid yang bergaya tradisional Wolga Bulgaria. Namun, sayangnya, bangunan awal tersebut sudah tak lagi tersisa bersamaan dengan agresi Ivan atas tanah Kazan pada 1552.

Pada 1996, Masjid Qol Sharif dibangun ulang. Rancangan arsitekturnya dipercayakan kepada arsitektur kenamaan pada masa itu, yaitu I Sayfullin dan S Shakurov. Dua arsitektur berdarah Rusia ini merancang Masjid Qol Sharif menjadi lebih modern dengan gaya Renaisans dan Ottoman. Total biaya pembangunannya mencapai 500 juta rubel.

photo
Wisatawan mengunjungi Masjid Qolsharif, di Kremlin abad ke-16, atau benteng, salah satu situs warisan dunia UNESCO selama Piala Dunia 2018 sepak bola di Kazan, Rusia, Jumat, 29 Juni 2018. (

Renovasi masjid ini berada dalam program yang bertajuk Millenium of Kazan. Simbol terpenting dan cita-cita bangsa Tatar tentang kemerdekaan dan kebebasan. Saat ini, Masjid Qol Sharif difungsikan sebagai pusat kegiatan syiar umat Islam di Kazan. Setiap dua hari raya umat Islam, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha, masjid ini ramai dikunjungi jamaah.

Pemandangan serupa bisa dijumpai pada hari-hari keagamaan lainnya. Masjid ini memang dirancang tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga pusat aktivitas sosial keagamaan. Pengunjung bisa berselasar mengikuti sejarah Qol Sharif dan riwayat perjuang annya.

Barat dan timur

Arsitektur Masjid Qol Sharif meru pakan paduan antara dua kiblat karya seni di barat dan timur yang terepresentasikan dalam konsep arsitektur Renaisans dan Ottoman.

photo
Masjid Qolsharif

Gaya Ottoman terlihat pada bagian eksteriornya yang diwakili oleh delapan menara setinggi sekitar 54 meter. Menaramenara ini merupakan simbol dari delapan provinsi yang ada di bawah naungan Republik Tatarastan. Menara-menara Qol Sharif sama persis dengan manara yang dimiliki mas jid biru di Istanbul, Turki, runcing pada bagian ujungnya dan dilengkapi dengan relif cincin serta kombinasi lubanglubang berbentuk segi empat.

Selain itu, gaya Ottoman juga diwakili oleh dominasi corak kubah. Kubah utama berbentuk lebih sempurna ukurannya lebih kecil daripada bangunan utama. Sementara, kubah kedua bentuknya tidak sempurna karena difungsikan sebagai penutup badan bangunan. Desain Renaisans memang tidak terlalu tampak pada bagian eksterior Masjid Qol Sharif.

photo
Qolsharif

Konsep tersebut tampak sebatas melengkapi keindahan masjid seperti terlihat pada leng kungan bagian depan mas jid. Masjid terdiri atas dua lantai. Lantai atas merupakan ruang shalat, sementara lan tai bawah digunakan bagi keperluan pendidikan, museum, perpustakaan, ruang iman, dan ruang administrasi masjid.

Bila berada di lantai utama atau ruang shalat, corak Renaisans kembali terlihat. Ini seperti yang menonjol pada ukiranukiran di bagian dinding masjid. Lengkap dengan topangan garis lengkung silang. Paduan warna putih, biru, dan kuning juga merupakan salah satu gaya Renaisans yang telihat lebih mewah tampilannya.

photo
Masjid Qolsharif

Bahan-bahan yang diguna kan untuk memperindah ba gian dalam masjid kaya dengan bahan-bahan unggulan, seperti granit, marmer ural, kristal chandelier dari Ceko yang digunakan untuk bahan plesteran, dan mosaik. Lantai daar dihiasi karpet dari Iran dan Arab Saudi. Pada bagian halaman,terdapat dua ruang paviliun besar dan kolam berornamen Timur Tengah yang mem pertahan kan beberapa elemen arsiktektur pada sisa bangunan lama.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement