Senin 16 Jul 2018 22:40 WIB

Menara Oktagonal Pertama di Masjid Yusuf Day

keberadaannya dapat dianggap merintis tren arsitektur Utsmaniyyah.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Masjid Yusuf Day terletak di area Medina yang masih termasuk wilayah Tunis, ibu kota Tunisia.
Foto: Istimewa
Masjid Yusuf Day terletak di area Medina yang masih termasuk wilayah Tunis, ibu kota Tunisia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid yang punya nama lain Al-B'chamqiya itu cukup unik.Menara yang terletak bersisian di timur-laut Masjid Yusuf Day diketahui sebagai menara pertama yang memiliki sisi delapan (oktagonal) di Tunisia.

Tunisia menyimpan banyak warisan peradaban Islam sejak zaman keemasan. Negara yang terletak Afrika Utara ini telah melalui sejarah yang panjang bersama dengan wangsa-wangsa Muslim, mulai dari Kekhalifahan Rasyidun pada abad ketujuh, Dinasti Abbasiyah, Dinasti Khurasan, Dinasti Maghribi, hingga Kekhalifahan Usmaniyyah pada abad ke-20.

Salah satu cagar budaya Islami yang masih bertahan adalah Masjid Yusuf Day. Bangunan ini merupakan masjid Utsmaniyyah yang pertama kali berdiri di Tunisia.

Masjid yang punya nama lain Al-B'chamqiya itu cukup unik. Menara yang terletak bersisian di timur-laut Masjid Yusuf Day diketahui sebagai menara pertama yang memiliki sisi delapan (oktagonal) di Tunisia.

Oleh karena itu, keberadaannya dapat dianggap merintis tren arsitektur Utsmaniyyah. Barulah, kemudian setelah Masjid Yusuf Day selesai, menara-menara oktagonal marak di penjuru negeri, bahkan cenderung menjadi ikonik.

Masjid Yusuf Day terletak di area Medina yang masih termasuk wilayah Tunis, ibu kota Tunisia. Awalnya, lahan tempat berdirinya masjid ini merupakan panggung ter buka. Orang-orang dapat berorasi atau unjuk kebolehan di sana.

Sejak permulaan abad ke-17, mulai muncul rencana untuk mendirikan sebuah rumah ibadah di lokasi tersebut. Pada 1631 Masjid Yusuf Day di buka untuk umum.

Seperti dilansir dari situs Pemerintah Tunisia, ada peran Yusuf Day di balik terwujudnya cita-cita pendirian masjid ini. Istilah daymerupakan gelar yang diberikan sultan Usmani kepada para bawahan nya yang memimpin suatu distrik di Afrika Utara.

Yusuf merupakan gubernur (day) untuk Tunis sejak 1610 sampai wafatnya. Sebagai pemimpin kota, putra seorang panglima Tur ki itu memiliki visi jangka panjang. Harapannya, Tunis menjadi sentra peradaban Islam yang terkemuka di antara kota-kota Utsmaniyyah. Pada masanya Masjid Yusuf Day merupakan mas jid ke-11 yang terdapat di Tunis.

Sekarang, masjid tersebut menjadi salah satu destinasi wisata Islami di Tunisia. Keindahan Masjid Yusuf Day tampak jelas, baik di sisi eksterior maupun interiornya. Di bagian luar, menara utama menjulang tegak di dekat gerbang utama.

Warnanya selaras dengan bangunan uta ma, yakni cokelat gurun. Bagian atasnya yang berupa ruangan terbuka dinaungi atap kerucut berwarna hijau. Pada abad-abad silam, fungsi menara ini se bagai tempat muazin mengumandangkan azan.

Bagian dalam Masjid Yusuf Day menam pilkan ciri-ciri bangunan klasik Utsma niyyah. Lengkung setengah lingkaran yang terdapat pada bagian atas gerbang bermotif warna selang-seling. Motif yang sama juga kerap dijumpai pada bangunan- bangunan khas Andalusia Islam. Di ruang utama yang dipakai untuk shalat terdapat pilar-pilar yang berbahan dasar marmer.

Di samping fungsinya untuk menyangga bagian atap masjid ini, mereka memper cantik interior Masjid Yusuf Day. Adapun lan tai ruang shalat serta bagian bawah pilar-pilar itu dilapisi karpet anyaman buatan tangan yang menampilkan motif-motif geometris khas Afrika Utara.

Warnanya cokelat gurun, sehingga tampak elegan dengan dominasi warna putih perak pada dinding dan pilar-pilar di sana. Pembuatnya merupakan para pengrajin Turki berpengalaman.

Tepat di tengah-tengah ruangan utama, sebuah struktur yang disebut sedda ber diri dengan berbahan dasar kayu.Struk tur itu terdiri atas dua tingkat, di mana bagian dasarnya merupakan rongga besar, sehingga para jamaah dapat meman faatkannya untuk shalat seperti biasa.

Adapun untuk mencapai tingkat kedua dari struktur tersebut, pengunjung mesti me napaki anak tangga. Fungsi struktur kayu ini diduga sebagai tempat imam atau para syekh menyampaikan ceramah, sementara para jamaah menyimaknya sembari duduk di bawah.

Pada akhir abad ke-19, Masjid Yusuf Day menjalani perbaikan atau restorasi be sar-besaran. Upaya ini juga dilakukan untuk menghormati Ali Bey al-Kabir, seorang penguasa Mamluk dari abad ke- 18 yang berpusat di Mesir.

Proses ini dinilai tidak terlalu me ngubah bentuk asli bangunan utama, sebagaimana te lah berdiri sejak abad ke-17.Sejak 1926, mas jid tersebut dikelola pihak Universitas Ez-Zitouna yang berbasis di Montfleury, Tunis.

Masjid Yusuf Day berlokasi di dekat ba zar yang strategis di tepi jalan Sidi Ben Ziad. Orang-orang ramai berlalu lalang di se ki tar nya, selayaknya sebuah keramaian khas ur ban. Selain untuk melepas lelah atau ber iba dah, masjid ini juga memiliki ni lai kese ja rahan. Tepat di sampingnya, terdapat kompleks permakaman keluarga bangsawan Turki-Tunis, yaitu mereka yang pernah menjabat sebagai day. Bentuknya tidak jauh berbeda dengan masjid tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement