REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Secara keseluruhan, Masjid Sultan Qabus mengikuti gaya arsitektur Islam kontemporer. Bagaimanapun, di sana- sini terdapat hiasan yang menampilkan corak budaya Islam klasik.
Lihat saja pada tampilan kaligrafi beserta motif floral yang meliputinya dengan warna dasar biru. Sisi pada ruangan utama shalat ini merupakan iwan, bentuknya menyerupai stalaktit, terdapat di bagian mihrab.
Kesan yang ditimbulkannya mengingatkan pengunjung pada masjid-masjid besar Utsmaniyah. Demikian pula bila diamati bagian interior Masjid Sultan Qabus. Antara pilar-pilar yang ada, terdapat lengkung yang menyerupai gaya arsitektur Andalusia. Pintu-pintu masjid ini terbuat dari kayu dengan desain ukiran yang didominasi motif floral.
Tidak cukup sebagai rumah ibadah dan tempat wisata religi, Masjid Sultan Qabus juga dimaksudkan untuk menjadi sentra belajar masyarakat setempat. Ada fasilitas perpustakaan yang cukup besar
. Bagaimana tidak? Pemerintah Oman mendedikasikan khusus bangunan tiga lantai untuk menjadi perpustakaan masjid ini. Koleksi buku-bukunya tidak kurang dari 20 ribu judul, dengan topik yang variatif, mulai dari agama, sosial, budaya, sejarah, hingga sains.
Masjid Sultan Qabus terbuka untuk dikunjungi para pelancong setiap hari, kecuali Jumat pada pukul 08.00 hingga 11.00 pagi. Siapa pun tidak akan dikenakan tiket untuk memasukinya. Tapi, tentu saja, mereka diharapkan mengenakan busana Islami atau menutupi aurat dan bersikap sopan.
Lagi pula, kebiasaan setempat di sini termasuk menyambut para tamu dengan sajian cuma-cuma, seperti kurma, air mineral, dan sebagainya. Biasanya, akan ada beberapa petugas yang menghampiri pengunjung untuk menyuguhkan sajian itu. Ini juga menjadi kesempatan untuk pengunjung memeroleh informasi lebih lanjut tentang masjid negara Oman tersebut.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
