Rabu 11 Apr 2018 19:25 WIB

Cara Wahyu Diturunkan

kitab suci Alquran diturunkan secara bertahap selama 23 tahun.

Rep: Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Alquran
Foto: Republika/Yasin Habibi
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dilihat dari sejarahnya, kitab suci Alquran diturunkan secara bertahap selama 23 tahun masa kenabian Muhammad SAW dengan berbagai cara. Di antaranya, pertama, dengan cara Malaikat Jibril memasukkan wahyu itu ke dalam hati Nabi SAW (QS Asy Syura ayat 51). Dengan cara ini Nabi SAW tiba-tiba saja merasakan wahyu itu telah berada di dalam hatinya.

Cara kedua adalah Malaikat Jibril menampakkan dirinya kepada Nabi SAW dalam wujud seorang laki-laki yang mengucapkan kata-kata kepadanya sehingga beliau mengetahui dan hafal benar kata-kata itu.

Cara ketiga yakni wahyu datang kepada Nabi SAW seperti bunyi gemericing lonceng. Dan menurut Nabi Muhammad SAW, cara inilah yang paling berat dirasakan, sampai-sampai Nabi SAW mencucurkan keringat meskipun wahyu itu turun di musim dingin.

Cara lainnya adalah Malaikat Jibril mendatangi Nabi SAW dalam wujud aslinya.

Setiap kali Nabi SAW mendapatkan wahyu, para sahabat berkumpul mengelilingi beliau. Mereka menanyakan wahyu yang turun tersebut dan kemudian mereka hafalkan.

Cara para sahabat dalam menghafalkan wahyu yang turun ini dengan mengikuti bacaan Nabi SAW. Nabi SAW membacakan ayat demi ayat. Setelah cukup satu surat, Nabi SAW lalu menamai surat itu serta menjelaskan urutan masing-masing ayat dan surat tersebut secara detil. Hal ini berlangsung selama Nabi SAW hidup.

Isi kitab suci Alquran ini kemudian disebarluaskan ke sahabat-sahabat Nabi SAW yang lain melalui para sahabat yang sebagian besar menghafal isi Alquran. Selain dihafal, ayat-ayat Alquran juga ditulis oleh para sahabat. Ayat-ayat pertama yang diturunkan adalah surat al-'Alaq ayat 1-5. Adapun menurut pendapat ulama pada umumnya, wahyu terakhir yang turun adalah surat al-Ma'idah ayat 3.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement