Jumat 09 Mar 2018 16:04 WIB

Masjid Kalyan, Warisan Buhkara untuk Dunia

Masjid Kalyan pertama kali dibangun pada 713.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Masjid Kalyan, Uzbekistan.
Foto: www.advantour.com
Masjid Kalyan, Uzbekistan.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sejak zaman dahulu, Bukhara terkenal sebagai pusat peradaban Islam di Asia tengah. Salah satu wujud pencapaian seni arsitektur Islam adalah Masjid Kalyan. Dalam bahasa Uzbekistan, negara yang kini membawahi Bukhara, kompleks rumah ibadah tersebut disebut Po-i-Kalan. Secara harfiah artinya adalah `Kaki Besar.'

Masjid Kalyan pertama kali dibangun pada 713. Memasuki tahun 1121, penguasa Dinasti Karakhnaid, Arslan Khan, menambah luas kompleks ini sehingga berdekatan dengan pusat kota. Sayang sekali, pada awal abad ke-13 balatentara Genghis Khan mencaplok Bukhara dan sekitarnya. Masjid Kalyan pun tidak luput dari sasaran mereka. Hanya Menara Kalyan yang selamat dari penyerbuan tersebut.

Otoritas Bukhara menyempurnakan kompleks Masjid Kalyan sejak tahun 1514. Barulah pada masa pemerintahan Ubaydullah Khan, pembangunannya selesai. Masjid ini terdiri atas empat bagian (iwan) yang sangat besar. Pada setiap iwanitu terdapat gerbang- gerban terbuka. Sebuah gapura besar (pishtag) yang begitu indah menjadi pintu masuk bagi para pengunjung di bagian depan.

Keseluruhan bangunan masjid ini berbahan batu bata dari Hazarbaf. Bentuk kubah Masjid Kalyan menandakan seni arsitektur Persia. Ada sekitar 288 kubah yang menaungi masjid ini. Empat buah di antaranya tampak paling besar dan berdiri di atas setiap iwan.

Ratusan kubah itu ditopang sebanyak 208 pilar. Warna biru cerah, dengan hiasan kaligrafi ayat-ayat suci Alquran dan motif-motif mosaik berbentuk floral pada kubah-kubah itu, sekali lagi, menampilkan kesan kebudayaan Persia. Sentral kompleks masjid ini merupakan sebuah lapangan luas. Sebuah pohon rindang tumbuh di tengah-tengahnya.

Kompleks Masjid Kalyan dilengkapi dengan dua bangunan bersejarah, yakni Menara Kalyan dan Madrasah Mir-i Arab. Menara ini menjulang di sudut kompleks tersebut. Warga setempat menyebutnya sebagai `menara kematian' karena pada zaman dahulu menara ini kerap dipakai untuk eksekusi mati para kriminal.

Mereka akan dilempar dari atas menara sehingga menemui ajalnya. Tentu saja, fungsi utama Menara Kalyan adalah sebagai tempat orang menyuarakan azan. Atau, bila dalam pemerintahan militer, bangunan ini difungsikan sebagai menara pantau. Menara Kalyan berbentuk silindris dengan diameter enam hingga sembilan meter.

Tinggi menara ini mencapai 46 meter. Pada permukaan dinding luarnya terdapat ornamen geometris yang indah.Di tengah-tengahnya, tampak guratan kaligrafi ayat-ayat Alquran, dengan warna yang selaras.

Pada 1924, sebagian dari Menara Kalyan direnovasi. Beberapa dekade kemudian, atas dukungan dana tokoh setempat, Ochil Bobomurodo, bagian bawah menara ini juga diperbaiki. Dengan demikian, pondasi Menara Kalyan dibuat lebih kokoh.Pada 1997 atau bertepatan dengan perayaan 25 abad Kota Tua Bukhara, keseluruhan Menara Kalyan diperbaiki oleh para pakar.

Adapun Madrasah Mir-i Arab dibentuk pertama kali pada 1536. Penggagasnya adalah Syekh Abdullah Yamani. Pada periode tersebut, dia merupakan guru atau pembimbing raja Ubaydullah Khan serta anaknya.

Penguasa Bukhara ini memang dikenal saleh sehingga begitu giat memajukan pendidikan agama di wilayahnya. Madarasah Mir-i Arab merupakan yang terbesar kedua di Bukhara, yakni setelah Madrasah Kukeldash. Berdekatan dengan madrasah ini, terdapat makam Ubaydullah Khan, ber sebelahan dengan kuburan gurunya tersebut.

UNESCO telah mengakui kompleks Masjid Kalyan sebagai situs warisan dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement