Ahad 11 Feb 2018 14:57 WIB

Al-Ahdhar, Masjid Modern dengan Konsep Hijau

Pembangunan masjid ditujukan untuk bisa menyatu dan beradaptasi dengan lingkungannya.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Agus Yulianto
Masjid Al Ahdhar, Green Park, masjid berkonsep hijau di Kota Bekasi.
Foto: Humas Masjid Al Ahdhar
Masjid Al Ahdhar, Green Park, masjid berkonsep hijau di Kota Bekasi.

REPUBLIKA.CO.ID, Kota Bekasi kini memiliki masjid modern yang mengusung konsep hijau bernama Masjid Al- Ahdhar. Masjid yang bertempat di Perumahan Green Park, Jati Melati, Bekasi ini telah diresmikan oleh Walikota Bekasi Rahmat Effendi.

Menurut Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, masjid ini merupakan masjid ke  1.249 di Kota Bekasi. "Sekarang ada 1249 mesjid di Kota Bekasi. Kan ada kota seribu masjid, itu sudah kalah dari Kota Bekasi," ujar Rahmat Effendi saat peresmian Masjid Al Ahdhar di Bekasi, Ahad (11/2).

Masjid ini memiliki luas tanah sekitar 1.800 meter persegi dengan luas bangunan 700 meter persegi. Adapun kapasitas masjid dua lantai ini dapat memuat 450 jamaah.

photo
Salah satu sudut Masjid Al Ahdhar Bekasi yang berkonsep hijau.

Menurut Ketua Panitia Pembangunan Masjid Al Ahdhar, HM Rifai, rencana pembangunan masjid ini sudah dilakukan sejak lama. Penentuan arsitek dan desain sudah ditentukan sejak tahun 2014.

"Kami ingin membuat masjid yang memiliki konsep hijau, makanya diberi nama Al Ahdhar yang artinya hijau. Ide ini sudah sejak 2014 dan pembangunan dimulai pada Januari 2017. Kurang lebih satu tahun," ujar HM Rifai kepada Republika.co.id.

Masjid dua lantai ini berkapasitas 450 orang dengan arsitektur yang asri dikelilingi oleh taman. Konsep perencanaan masjid dimulai dari pendekatan kontekstual lingkungan yang mengangkat isu lingkungan hijau. Pembangunan masjid ini memang ditujukan untuk bisa menyatu dan beradaptasi dengan lingkungan hijaunya.

photo
Salah satu sudut dalam ruang Masjid Al Ahdhar Bekasi yang berkonsep hijau.

Arsitektur hijau

Arsitek Masjid, Jeffry Sandy dari Konsultan Nataneka Arsitek menjelaskan, konsep hijau menjadi ide untuk mengembangkan bangunan masjid yang menyatu dan beradaptasi dengan alam.

Selama ini, arsitektur masjid selalu memiliki kubah yang merupakan ciri khas Timur Tengah. Dalam pembangunan masjid ini, ia mengembangkan konsep hijau ke masa awal perkembangan Islam di Indonesia, yaitu tempat ibadah berbentuk langgar atau pendopo tanpa dinding.

Jadi, alih- alih dinding, bangunan masjid ini ditutupi oleh dinding dan pintu kaca. Dengan demikian, keasrian lingkungan hijau juga dapat dihadirkan walaupun jamaah berada di dalam.

"Kami buat seperti pendopo, tapi masa kini. Ini menampilkan khas daerah tropis juga," ujar Jeffry yang juga merupakan warga Green Park.

Salah satu tantangan yang mendasar dalam pembangunan masjid yaitu lahan yang tersedia tidak beraturan (irregular shape) sehingga memaksa bangunan melebar ke samping. Dengan kondisi seperti itu dipilih sebuah repetisi struktur yang diawali dengan minaret atau menara masjid yang menjulang tinggi dan kemudian diikuti bangunan lainnya yang sejajar.

"Ini mewakili simbol Hablumminallah (hubungan dengan Allah) dan Hablumminannas (hubungan dengan sesama manusia)," jelas Jeffry.

Adapun konsep bentukan massa bangunan merupakan analogi dari posisi sujud dalam sholat, sehingga kemiringan atap serta kolom- kolom tidak simetris antara yang menghadap ke depan dengan yang ke belakang. Bentukan tersebut dibuat berulang sebagai struktur utama bangunan masjid yang juga merupakan analogi dari shaf dalam sholat.

photo
Salah satu sudut Masjid Al Ahdhar Bekasi yang berkonsep hijau.

Selain itu, beberapa aspek bangunan juga merupakan representasi angka-angka yang berada dalam ajaran agama Islam. Hal tersebut antara lain 1 minaret yang mewakili ke-Esa-an Allah SWT, 17 meter tinggi minaret mewakili jumlah rakaat dalam salat 5 waktu, 2 struktur bangunan wudhu wanita mewakili kalimat syahadat, 7 struktur bangunan utama masjid mewakili surat Al Fatihah, serta 3 struktur bangunan wudhu laki-laki mewakili surat Al Kautsar.

Sementara itu terdapat beberapa bagian bangunan yang belum dibangun. Nantinya pada bagian luar mihrab terdapat kolam pantil (reflecting pool) serta taman vertikal. Di dekat kolam akan diberikan atap yang melindungi dari tempias hujan. Dengan begitu pandangan jamaah di dalam masjid akan tertuju kembali ke alamnya yang mengingatkan kembali ke Sang Khaaliq. Selain itu, pada tempat wudhu wanita dan pria nantinya akan diberi dinding dari susunan kayu ulin.

"Dengan konsep seperti ini nantinya masjid akan lebih adem. Tapi kami tetap beri pendingin udara, walaupun harapannya tidak akan terlalu sering dipakai," ujar Jeffry.

Dana swadaya masyarakat

HM Rifai menambahkan, dana pembangunan masjid ini berasal dari masyarakat di Perumahan Green Park. Masjid yang dibangun sejak tahun 2015 ini telah menghabiskan dana sebesar Rp 3,6 miliar, dengan total dana untuk pekerjaan yang belum selesai sekitar Rp 1,04 miliar.

"Kami mengumpulkan dana sejak 2014. Karena dananya berasal dari warga, kami tentunya tidak bisa menargetkan kapan bisa selesai. Inginnya Ramadhan sudah selesai," ucap Rifai.

Jumlah warga di Perumahan Green Park ini sudah sebanyak 500 kepala keluarga. Meskipun sebanyak 70 persen warga merupakan Muslim, namun toleransi antarumat beragama di sini tetap terjaga.

Menurut Richard yang merupakan warga non muslim di perumahan ini, adanya tempat beribadah sangat baik bagi warga Muslim yang merupakan mayoritas. Apalagi bangunannya yang unik serta menyatu dengan alam.

"Warga di sini setiap dua bulan selalu mengadakan acara kumpul- kumpul dengan para tetangga. Jadi toleransi kami sangat terjaga," ujar Richard.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement