Senin 22 Jan 2018 06:06 WIB

Sosok di Balik Nama Besar Pangeran Diponegoro

Ia mewarisi bakat militer dari tokoh berkembangnya Islam di Bima, Sultan Abdul Qahir

Rep: A Syalaby Ichsan/ Red: Agung Sasongko
Pangeran Diponegoro
Foto: Dok Republika
Pangeran Diponegoro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Membahas ki prah perempuan dalam sejarah Indo nesia tidak akan ada ha bis nya. Meskipun sulit menyata kan secara pasti jumlah tokoh-to koh perempuan, harus diakui peranan perempuan juga besar, baik pada masa prakemerdekaan ataupun pascakemerdekaan. Nyai Ageng Tegalrejo adalah sa tu di antara beberapa tokoh pe rempuan di Jawa yang punya an dil besar dalam sejarah negeri ini.

Ia adalah pejuang sekaligus ula ma dan nenek buyut dari pahla wan nasional Pangeran Dipone goro. Ia juga berada dibalik pembentukan karakter kepribadian Pangeran Diponegoro Nyai Ageng Tegalrejo yang lahir pada 1735 ini merupakan istri dari Sultan Hamengku Bu wono I. Sosoknya dikisahkan se ba gai perempuan pejuang. Ia me warisi bakat militer dari tokoh ber kembangnya Islam di Bima, Sultan Abdul Qahir. Dalam Pe rang Giyanti, Ia ikut mendam pingi suaminya bergerilya.

Nyai Ageng Tegalrejo merupakan anak dari Kiai Ageng Der poyudhi dari Majangjati, Sragen, kiai masyhur pada waktu itu. Kiai Ageng Derpoyudho sendiri ada lah putra dari Kiai Ageng Da tuk Sulaiman atau sering akrab disebut Kiai Sulaiman Bekel. Kealimannya juga tak lepas dari darah yang mengalir dari silsilah keturunannya.

Terkait kisah Nyai Ageng Te galrejo dalam kehidupan keluarga Keraton Ngayogyakarta, pada sua tu waktu ia memilih keluar dari keraton setelah suaminya mangkat karena hubungan buruk dengan anaknya Sundoro (kelak HB II). Ia kemudian memilih ting gal di Tegalrejo, sebuah desa yang terletak di tenggara Keraton. Nyai Ageng Tegalrejo berani me ning galkan Istana karena melihat anak nya yang dinilai mulai me nye pelekan perintah agama. Di Tegalrejo, Nyai Ageng Tegalrejo giat bertani tanpa meninggal kankan ibadah.

Sebagai keturunan bangsa wan Jawa, kehidupannya juga tidak bisa dilepaskan dari filosofi dan tradisi Jawa. Dalam sebuah artikel bertajuk "Ratu Ageng Te galrejo: Wanita Perkasa yang Ter c uri Sejarah" disebutkan bahwa Nyai Ageng Tegalrejo memegang filosofi Jawa dalam memilih pa sang an hidup, yaitu mempertimbangan bebet, bibit, dan bobot.

Ia pernah menjadi komando Korp Prajurit Estri yang terdiri da ri para pendekar perempuan. Di bawah kepemimpinannya, Korp Prajurit Estri ini mengalami kemajuan. Bahkan beberapa ta hun menjelang Perang Jawa, korps ini membuat utusan negara dan Eropa terkagum-kagum de ngan kemampuan para pendekar perempuan dalam menaiki kuda, melepaskan tembakan salvo dan ketepatan membidik.

Di samping itu, cucu dari Ki Ageng Sulaiman Bekel Jamus ini dikenal sebagai perempuan yang sa ngat mencintai ilmu pengeta hu an. Kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan ia tularkan ke pada Pangeran Diponegoro seba gai orang yang diasuhnya. Karena itu, dalam beberapa sumber disebutkan Nyai Ageng Tegalrejo mempunyai peran besar dibalik nama besar Pangeran Dipone go ro. Diponegoro kemudian menjadi sosok yang banyak mempelajari kitab-kitab fikih melalui para ulama yang sering diundang ber diskusi di Balairung, kediamannya di Tegalrejo.

Diponegoro mempelajari kitab Muharrar karya Imam ar- Fari'i dan Lubab al-Fiqh karya Al-Mahamili. Kitab Taqrib karya Abu Syuja al-Isfahani dan Fath al-Wahhab karya Imam Zakari yah al-Anshari merupakan favo rit bacaannya. Di tangan Nyai Ageng Tegalrejo, Pangeran Dipo negoro menjadi mahir membaca naskah berbahasa Jawa dan ak sara pegon. Nyai Ageng Tegalrejo juga yang memperkenalkan Pa ngeran Diponegoro terhadap tra disi akademis Tarekat Syattari yah melalui kitab Tuhfat al-Mur salah ila Ruh an-Nabi karya Syekh Muhammad bin Fa dhlul lah al-Burhanpuri.

Peran besar Nyai Ageng Te gal rejo sangat terasa pada diri Diponegoro. Itu terlihat ketika sosok pembimbingnya wafat pa da 17 Oktober 1803. Ia merasa ke hilangan pembimbing utama se jak usia remaja hingga dewasa. Kendati demikian, rasa kehilang annya tersebut tak membuat Di ponegoro lemah. Ia menjadi lebih dekat dengan rakyat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement