Kamis 11 Jan 2018 15:45 WIB

Pembantaian Srebrenica

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Muslim Bosnia memanjatkan doa sebelum penuguburan kembali sisa jenazah korban pembantaian Srebrenica pada tahun 1995 di Bosnia Herzegovina, Selasa (11/7).
Foto: Jasmin Brutus/EPA
Muslim Bosnia memanjatkan doa sebelum penuguburan kembali sisa jenazah korban pembantaian Srebrenica pada tahun 1995 di Bosnia Herzegovina, Selasa (11/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak diduga sebelumnya bahwa genosida yang paling mengerikan di Eropa pasca-Perang Dunia II terjadi di Bosnia-Herzegovina. Lokasi persisnya adalah Srebrenica, sebuah kota di dekat perbatasan Serbia. Berdasarkan sensus tahun 1990, sekitar 75 persen penduduk Srebrenica merupakan umat Islam.

Setidaknya, sejak 1993, PBB telah memasukkan Srebrenica sebagai zona aman bagi para pengungsi. Mereka dilindungi sekitar 600 personel (sumber lain menyebut 420 personel) pasukan penjaga perdamaian PBB berkewarganegaraan Belanda.

Pada 6 Juli 1995, Jenderal Ratko Mladic menginstruksikan tentaranya untuk menembaki zona aman Srebrenica. Selain mengusir para pengungsi, tindakan ini juga dilakukannya untuk mencegah akses bantuan kemanusiaan internasional.

Tentara Serbia bahkan menculik 30 orang pasukan penjaga perdamaian PBB. Empat hari kemudian, markas perwakilan PBB di Sarajevo mengirim sejumlah pesawat tempur ke atas langit Srebrenica. Tujuannya untuk mengintimidasi tentara Serbia.

Sementara itu, ribuan pengungsi yang kelaparan berlarian keluar dari Srebrenica. Mladic tetap mengepung Srebrenica, meskipun pasukan penjaga perdamaian PBB menggertaknya dengan ancaman serangan udara.

Pada pagi hari, 11 Juli 1995, tidak kurang dari 30 ribu pengungsi Bosnia asal Sre brenica telah tiba di basis pasukan Belanda (PBB), Potocari. Namun, serang an yang dilancarkan tentara Serbia di Sre brenica tidak surut. Tidak ada perlawanan sama sekali karena pesawat tempur F-16 milik Belanda (NATO) dua kali menunda serangan dengan alasan teknis.

Ketika pada akhirnya F-16 menjatuhkan serangan, tentara Serbia sudah cukup dominan di Srebrenica. Mereka mengancam akan mem bunuh semua pasukan penjaga perdamaian PBB dan para pengungsi di Srebrenica bila F-16 tidak berhenti meng ganggunya. Atas pertimbangan kesela mat an, NATO pun menghentikan gempurannya.

Pada 12 Juli 1995, tentara Serbia mulai memilah para pria yang berusia lebih dari 12 tahun. Sementara itu, anak-anak dan perempuan serta orang tua digiring ke dalam bus untuk kemudian diangkut ke Tuzla, sekitar 55 km dari Srebrenica. Kelompok Muslim dewasa yang tersisa, tanpa senjata sama sekali, digiring ke sebuah stadion sepak bola.

Keesokan ha rinya, mereka mulai diban tai tanpa am pun. Data yang dikutip Schu man (2004) menyebutkan, kira-kira 7.000 warga sipil (data the Guardian menyebut: lebih dari 8.000 orang) Muslim Bosnia, ter ma suk anak-anak, kehilangan nyawa aki bat tindakan keji militer Serbia di Srebrenica.

Sebelum Mladic, nama lain yang dikenang karena kebiadaban terhadap warga sipil adalah eljko Arkan Ranatovi . Dia adalah pemimpin kelompok teroris The Tiger. Sama seperti Mladic, Arkan juga rekan dekat presiden Serbia, Milosevic. Dia terbukti bersalah dalam pembantaian atas ratusan penduduk sipil Muslim di Bosnia timur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement