Jumat 17 Nov 2017 16:45 WIB

Ada 30 Risalah Ilmuwan Muslim Terkait Timbangan

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Agung Sasongko
Ilmuwan Muslim berhasil memberikan penemuan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan penerus saat ini.
Foto: Photobucket.com/ca
Ilmuwan Muslim berhasil memberikan penemuan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan penerus saat ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Literatur puncak mengenai berat dan timbangan ini dihasilkan oleh ilmuwan Muslim, Abd ar-Rahman al-Khazini, sekitar 1120, melalui Kitab Mizan al-Hikma.

Risalah karya Al-Khazini ini merupakan sebuah ensiklopedia mekanik. Melalui karyanya tersebut, ia ingin memberikan gambaran tentang timbangan ideal yang dapat digunakan sebagai perangkat ilmiah universal dalam aktivitas perdagangan, hingga kemudian disebut balance of wisdom.

Timbangan ini mampu mengukur secara akurat berat benda padat dan cair. Menurut Prof Mohammad Abbatouy yang dikutip laman Muslim heritage, paling tidak ada sekitar 30 risalah ilmuwan Muslim yang membahas tentang berat dan timbangan. Abbatouy mengatakan, risalah-risalah itu berasal dari abad kesembilan hingga ke-12.

Sebagian besar risalah tersebut belum pernah diedit atau dipelajari, dan hanya ada satu atau beberapa salinan. Dalam upaya merekonstruksi risalah-risalah tersebut, Abbatouy bekerja sama dengan Max Planck Institute for the History of Science, Berlin.

Menurut dia, risalah-risalah itu juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Selain itu, Abbatouy juga menya takan adanya kronologi terkait risa lah-risalah tersebut dan pengembangan timbangan oleh ilmuwan Muslim.

Pertama, ada teks-teks Yunani tentang mesin yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Namun, penerjemahan itu juga merupakan bagian tak terpisahkan dari tradisi mekanika yang telah berkembang di dunia Islam. Kedua, teks-teks dalam risalah yang ditulis oleh ilmuwan Muslim pada periode abad kesembilan dan ke-12.

Tulisan-tulisan ini dibuat berbasis pada pengetahuan baru tentang berat. Sedangkan fase ketiga, meliputi risalah yang ada pada abad ke-14 hingga ke-19, yang mengo laborasi dasar teori pada tradisi-tradisi terdahulu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement