Senin 06 Nov 2017 15:00 WIB
Jejak Hubungan Dunia Islam dan Jepang

Syiar Islam di Jepang

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Agung Sasongko
Muslim Jepang
Foto: Onislam.net
Muslim Jepang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARA -- Kekaguman dunia Islam terhadap Negeri Samurai semakin bertambah tatkala tentara Jepang berhasil mengalahkan pasukan mi liter Rusia dalam satu perang yang berlangsung pada 1905. Para pengamat Muslim me nyaksikan dengan takjub bahwa Jepang yang selama ini hanya dianggap sebagai negara kecil di Asia ternyata mampu menghancur kan negara besar Eropa sekelas Rusia.

Kemenangan Jepang ketika itu disambut gembira oleh sebagian besar masyarakat Muslim. Tambahan lagi, sentimen dunia Islam terhadap Rusia pada masa itu juga terbilang negatif, disebabkan penindasan yang dilakukan negara itu kepada kaum Muslim di Asia Tengah selama beberapa generasi.

Pascakemenangan Jepang dari Rusia, seorang perwira militer Mesir bernama Ahmad Fadhli memutuskan untuk mendaftarkan diri di sebuah akademi militer di Tokyo pada 1905. Dia tinggal di ibu kota Negeri Sakura itu selama beberapa tahun dan menikahi seorang perempuan Jepang.

Pada 1907, seorang ilmuwan Islam Mesir bernama Ali Jaljawi mengunjungi Jepang untuk menghadiri konferensi agama-agama dunia yang diadakan di Tokyo pada waktu itu. Tahun berikutnya, Maulvi Barkatullah tiba dari India, diangkat menjadi guru di Sekolah Bahasa Asing Tokyo. Dia mengajar di sana selama lima tahun.

Selanjutnya, pada 1909, seorang Tatar asal Rusia bernama Abd al-Rasyid Ibrahim melarikan diri ke Jepang untuk mendapatkan suaka politik dari pemerintah Negeri Matahari Terbit. Dia menjadi buronan aparat ke amanan Rusia lantaran kegigihannya mem perjuangkan kemerdekaan bangsa Tatar. Abd al-Rasyid tercatat sebagai salah satu ulama pertama yang melakukan syiar Islam di Jepang. Lewat kegiatan dakwahnya, banyak penduduk pribumi di negeri itu yang mendapat hidayah dan beralih memeluk Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement