Senin 21 Aug 2017 22:15 WIB

Kultur Riset Bawa Islam pada Masa Keemasan

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Ilmuwan Muslim.
Foto: Metaexistence.org
Ilmuwan Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Wakil Kepala Fakultas Studi Oriental Universitas Cambridge Amira Bennison sempat menyinggung keberadaan Baitul Hikmah dan karya Banu Musa serta Tsabit Bin Qurrah yang dikenal sebagai insinyur dan matematikawan. Banu Musa artinya keluarga Musa. Musa sendiri merupakan seorang aristokrat dari Persia yang menjadi Muslim setelah mendapat hidayah. Musa di kenal sebagai pria saleh yang dermawan.

Setelah Musa meninggal dunia, anak-anaknya sangat mandiri dalam mendidik diri dan sangat tertarik pada matematika serta teknik. Mereka amat cinta ilmu sampai rela mengirim utusan ke Bizantium untuk me ngum pulkan, menerjemahkan, dan mengopi berbagai buku di sana.

 

Banu Musa pula yang menemukan matematikawan penting bagi perabadan Islam, Tsabit Ibnu Qurrah. Pemuda ini semula bekerja sebagai penukar uang di Harran, sebuah kota di utara Irak. Banu Musa kemudian membawa Tsabit Ibnu Qurrah dari Harran ke tempat mereka dan mendidiknya. Tsabit Ibnu Qur rah kemudian dikenal sebagai matematikawan berpengaruh dalam peradaban Islam.

Bennison menjelaskan, bagaimana kultur riset yang diaplikasikan pada berbagai aspek pada masa itu akhirnya membawa Islam pada masa keemasan. Terlebih, individu-individu terdidik saat itu tidak hanya mahir pada satu bidang, tapi pada beberapa bidang. Hal itu turut memicu kebangkitan masyarakat yang terdidik, baik pria maupun wanita.

Meski wanita tidak secara tertulis dise butkan dalam catatan, Bennison menekankan dengan jelas bahwa wanita juga mencapai kegemilangan yang sama di bidang sastra. Selain itu, pendidikan juga berlangsung linear di mana wanita mengajari wanita dan pria mengajari pria. Pendidikan wanita juga lebih tampak di Cordoba. ''Pendidikan menjadi hal yang amat pen ting dan amat diperhatikan saat itu, terutama pendidikan dasar seperti berhitung dan buda ya membaca,'' kata Bennison.

Pada forum yang sama, Ketua Yayasan Sains, Teknologi, dan Peradaban Inggris, Prof Mo hamed El-Gomati menyebut, masa ke emasan Islam itu berlangsung lebih panjang, yakni antara tahun 750-1600 M, bukan hanya pada 950-1100 M.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement