Kamis 06 Apr 2017 16:56 WIB

Kucing dan Peradaban Islam

Rep: mgrol95/ Red: Agung Sasongko
Kucing
Kucing

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kucing, banyak dipelihara manusia. Tingkah polah yang lucu menjadi daya tarik. Di sejumlah peradaban dunia, kucing bahkan diabadikan dalam sebuah patung. Mesir misalnya, banyak sekali dibuat patung menyerupai kucing. 

Nabi Muhammad SAW pun memelihara kucing. Oleh Rasulullah, kucing peliharaannya diberi nama Mueeza. Suatu saat, dikala Nabi hendak mengambil jubahnya, ditemuinya Mueeza sedang terlelap tidur dengan santai di atas jubahnya. 

Tak ingin mengganggu hewan kesayangannya itu, Nabi pun memotong belahan lengan yang ditiduri Mueeza dari jubahnya. Ketika Nabi kembali ke rumah, Muezza terbangun dan merunduk sujud kepada majikannya. 

Sebagai balasan, Nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan mungil kucing itu sebanyak 3 kali. Dalam aktivitas lain, setiap kali Nabi menerima tamu di rumahnya, Nabi selalu menggendong mueeza dan di taruh dipahanya. 

Salah satu sifat Mueeza yang Nabi sukai ialah ia selalu mengeong ketika mendengar adzan, dan seolah-olah suaranya terdengar seperti mengikuti lantunan suara adzan. 

Pada abad ke-13 sebagai bukti penghargaan bagi kucing, umat Islam membuat rupa kucing sebagai ukuran cincin para khalifah, termasuk porselen, patung hingga mata uang. Dalam dunia sastra para penyair tak ragu untuk membuat syair bagi para kucing kesayangannya karena telah melindungi buku-buku mereka dari gigitan tikus dan serangga.

Dalam buku yang berjudul Cats of Cair, pada masa dinasti Mamulk, Baybars Al Zahir, seorang Sultan yang juga pahlawan garis depan saat perang salib sengaja membangun taman-taman khusus bagi kucing dan menyediakan berbagai jenis makanan di dalamnya. 

Hingga saat ini masih banyak ditemui kucing yang diberikan makan oleh warga setempat dengan berbagai macam makanan di masijd-masjd tua di Dunia Islam.

(Sumber : muslimheritage.com)

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement