Jumat 17 Feb 2017 20:10 WIB

Geliat Islam di Rusia tak Pernah Pudar

Rep: Yusuf Assidiq/ Red: Agung Sasongko
 Umat Islam di Moscow melaksanakan shalat Ied dengan penjagaan ketat aparat keamanan Rusia.
Foto:
Muslim Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 15 Oktober 1552, seusai mengalahkan Kerajaan Kazan, kerajaan terkuat di kawasan tadi, peluang Imperium Rusia untuk kian menancapkan pengaruh di daerah Volga dan Laut Kaspia, semakin terbuka lebar.

Inilah awal kemunduran itu. Pada pertengahan abad ke-18, Muslim Rusia tidak dibolehkan melakukan aktivitas keagamaan, membangun masjid, dan sekolah. Intinya, apa pun yang bernafaskan keagamaan, coba diredam oleh penguasa Rusia.

Situasi kelam terus berlangsung selama berpuluh-puluh tahun. Pun, ketika meletusnya revolusi komunis pada 1917, semakin memunculkan situasi yang sangat buruk bagi semua pemeluk agama, terutama Muslim. Puncaknya adalah saat terjadi pemberantasan agama sejak 1927.

Akan tetapi, geliat Islam tak lantas pudar. Kendati tertindas semasa rezim komunis berkuasa, akar budaya ataupun sejarah Islam yang panjang, tak pernah tercabut.

Sampai terjadilah momentum reformasi ekonomi, sosial, dan politik di penghujung tahun 80-an, dengan runtuhnya negara adidaya Uni Soviet. Hal itu lantas dimanfaatkan oleh elemen Muslim Rusia untuk berbenah serta menata kembali kehidupan sosial dan keagamaannya.

Kini, komunitas Muslim Rusia boleh berbangga. Mereka tercatat merupakan komunitas Muslim terbesar di Eropa. Jumlahnya mencakup sekitar 15-20 persen populasi penduduk dan terus bertambah dari waktu ke waktu.

Di samping berasal dari Muslim keturunan, banyak di antara mereka merupakan Muslim Rusia yang mualaf. Bahkan, bisa dikatakan, 60 persen pemeluk baru adalah etnis Rusia yang sebelumnya tidak beragama (ateis).

Faktor imigrasi dari wilayah Utara Kaukasus dan Asia Tengah, juga memengaruhi pertambahan populasi Muslim. Tapi, ada satu hal yang menjadi perhatian serius kalangan Kristen Ortodoks Rusia, yakni adanya krisis kependudukan di kalangan etnis Rusia yang menyebabkan penurunan populasi 700 ribu orang per tahun.

Inilah yang menimbulkan kekhawatiran, lantaran mereka bisa saja menjadi minoritas dan kehilangan identitas Rusia-nya. Apabila tren semacam ini terus berlanjut, diperkirakan populasi Muslim dalam 30 tahun mendatang bisa melebihi etnis Rusia. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan Muslim akan menjadi mayoritas di dinas ketentaraan Rusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement