Selasa 11 Oct 2016 17:30 WIB

Di Kobe, Mudah Ditemukan Makanan Halal

Rep: Wachidah Handasah/ Red: Agung Sasongko
Makanan halal
Foto: ist
Makanan halal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejauh ini, belum ada data pasti mengenai jumlah Muslimin di kota berpenduduk 1,5 juta jiwa itu.  Bahkan, untuk jumlah keseluruhan di Jepang pun tak ada data yang akurat. Beberapa sumber menyebut, Muslim di negeri ini berjumlah satu banding 10 ribu penduduk Jepang.

Sementara sumber lain menyebut, Muslim di Jepang mencapai 70 ribu dengan 90 persennya merupakan imigran. Adapun Pew Research  menyatakan, jumlah Muslim di Jepang mencapai 183 ribu. (Baca: Kobe, Gerbang Awal Masuknya Islam ke Jepang)

Terlepas dari simpang siur dalam hal jumlah, Muslimin amat eksis di Kobe. Mereka tergabung dalam Asosiasi Muslim Jepang Kobe atau Kobe Muslim association of Japan (KMAJ) dengan Masjid Muslim Kobe sebagai pusat aktivitas mereka.

Tak hanya beribadah, mereka juga mengkaji ilmu-ilmu Islam di sana. Anak-anak Muslim belajar membaca Alquran dan bahasa Arab di kelas-kelas yang dibangun di sebelah masjid. Para mualaf pun mendapat bimbingan di masjid tersebut.

Meski merupakan minoritas, Muslimin di Kobe dapat menjalankan ibadah dan bersosialisasi dengan baik.  Warga Jepang pada umumnya dapat menerima perbedaan budaya sebagai aspek warna-warni dunia.  Orang Jepang pun memahami bahwa budaya lain sebenarnya tak jauh berbeda dari budaya mereka sendiri.

Makanan halal juga bukan sesuatu yang sulit didapatkan di Kobe. Banyak pengusaha makanan yang menyediakan menu halal untuk Muslimin. Bahkan, ada sebuah toko makanan halal yang dapat dipesan secara online.

Komunitas Islam di Kobe juga tak menemui kendala dalam hal pemakaman. Sebab,  pemerintah setempat memberikan fasilitas dalam  hal tersebut. Saat ini, Kobe menjadi satu-satunya wilayah di Jepang yang memiliki pemakaman Muslim. Di wilayah Jepang lain, Muslimin masih dirundung kesulitan dalam hal pemakaman.

Di antara berbagai kemudahan itu, komunitas Muslim Kobe rupanya masih memiliki beberapa kendala. Salah satunya terkait penggunaan jilbab bagi Muslimah. Hanya karena berjilbab, Muslimah sulit mendapat pekerjaan. Ketika sudah bekerja pun, karyawan Muslim sulit mendapat dispensasi waktu untuk menunaikan shalat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement