Selasa 20 Sep 2016 16:00 WIB

Bedanya Nasrudin Khoja dan Abu Nawas

Ilustrasi humor sufi Nasrudin Khoja.
Foto: Kampunglucu.com
Ilustrasi humor sufi Nasrudin Khoja.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisah-kisah humor Nasruddin Khodja sudah dikenal di seluruh dunia. Di Rusia, Prancis, dan Amerika Serikat, film tentang Khodja telah diproduksi. Di Beijing sebuah buku cerita rakyat ditulis dengan bahasa Cina dan Inggris.

Bahkan sebuah laporan konferensi energi alam tentang batu karang disusun menggunakan kisah-kisah sang Mullah untuk menggambarkan fenomena ilmiah yang sulit dipahami dengan istilah teknis. Kesimpulan logikanya pun digunakan pesantren di Timur Tengah sebagai bahan ajar.

(Baca: Humor Nasrudin Khoja yang Mendunia)

Konon, Nasruddin Khodja mirip Abu Nawas. Hanya saja, perbedaan besar antara keduanya adalah Abu Nawas merupakan penyair yang kurang taat beragama. Dia dikenal sebagai pemabuk dan suka berfoya-foya. Abu Nawas baru mendalami agama pada masa tua.

Di balik kepiawaiannya menulis kisah-kisah humor, Khodja adalah seorang ulama, guru agama, dan hakim yang sederhana, bahkan hidup dalam kemiskinan.

(Baca: Nasrudin Khoja Simbol Komedi Sarkastis)

Karya Khodja bersifat universal dan menggambarkan manusia apa adanya lengkap dengan kelemahannya. Melalui humor-humornya, ia kerap menyindir penguasa yang lalim, hakim, koruptor, ketamakan, kekikiran, bahkan diri sendirinya pun menjadi objek humor.

Meski banyak orang menyukai humor Khodja, Pemerintah Mesir menganggap humor Khodja sebagai ancaman. Di bawah tekanan asing, Pemerintah Mesir pernah melarang pertunjukan drama kisah Nasruddin Khoda berjudul ''Paku Nasruddin''.

Kisah drama ini ternyata menyindir Pemerintah Inggris dan Prancis terkait masalah Terusan Suez. Pertunjukan ini sedianya dipentaskan di Gedung Teater Nasional Mesir pada 1950. Namun, setelah melalui sensor ketat, drama tersebut akhirnya dipentaskan setahun kemudian dan mendapat sambutan luar biasa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَرْحَامِ مَا نَشَاۤءُ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ وَتَرَى الْاَرْضَ هَامِدَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَنْۢبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍ
Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah.

(QS. Al-Hajj ayat 5)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement