Senin 14 Mar 2016 14:51 WIB

Kaligrafi Pengaruhi Perkembangan Seni di Cina

Rep: Maniarti/ Red: Agung Sasongko
Seniman Kaligrafi asal Cina, Abu Bakar Chang
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Seniman Kaligrafi asal Cina, Abu Bakar Chang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut Stanley Baker dalam Tanley Ink Painting Today, kaligrafi telah banyak menyebabkan perkembangan bentuk seni di Cina, termasuk ukiran segel, pemberat kertas hiasan, dan batu pahat.

Keberadaan Seni Kaligrafi di Cina diyakini telah ada sejak 4000 SM. Lu W Aiken dalam bukunya yang berjudul Origins and evolution of Chinese Writing Systems and Preliminary Counting Relationships mengatakan, penemuan awal kaligrafi pada masa peradaban Cina kuno yakni pada 1435-1412 SM yang ditemukan oleh para arkeolog. 

Tulisan yang ditemukan dibuat menggunakan cat cinnabar atau merkuri sulfida. Untuk itu, kehadiran kaligrafi di Cina Kuno diyakini telah ada sejak periode Dinasti Shang. Berdasarkan penemuan yang dialukan oleh para arkelog, seni kaligrafi pada masa ini ditulis menggunakan tulang atau tanduk sapi.

Jenis kaligrafi pada masa peradaban Cina kuno sangat bergantung dengan kerajaan pada masa itu. Jenis tertua dari gaya kaligrafi Cina pada peradaban kuno disebut Xiaozhuan style.

Edoardo Fazzioli dalam bukunya yang berjudul Chinese calligraphy: from pictograph to ideogram : the history of 214 essential Chinese/Japanese characters menyebutkan, sekitar 220 SM Kaisar Qin Shi Huang melakukan reformasi dengan menciptakan lebih dari 3.000 karakter kaligrafi Xiaozhuan. Salah satu gaya kaligrafi yang dikeluarkan oleh Qin Shi Huang adalah Lishu.

Dilansir dari Chinaculture.org dijelaskan masing-masing kerajaan memiliki gaya seni kaligrafi yang berbeda. Seni kaligrafi terus berkembang pada masa tiap-tiap kerajaan. Munculnya Wang Xizhi, kaligrafi terbesar sepanjang masa, merupakan fenomena dan pencapaian artistik yang sangat dihargai, bahkan sampai Dinasti Tang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement