Selasa 25 Jun 2019 07:28 WIB

Shalat dan Disiplin

Tertib dalam shalat mengajarkan disiplin dan keteraturan.

Ilustrasi Shalat
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Shalat

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Abdul Gafur

Ibadah ritual dalam Islam sangat berpengaruh dalam membentuk karakter dan kepribadian Muslimin. Shalat adalah salah satunya. Banyak efek positif shalat yang berguna untuk pengembangan kepribadian, salah satunya adalah kedisiplinan atau keteraturan.

Baca Juga

Hikmah kedisiplinan dalam konsep shalat telah banyak dikemukakan oleh para pemikir dan ulama Islam. Shalat fardhu yang wajib dilaksanakan oleh seorang Muslim dalam sehari semalam ada lima kali. Waktunya pun sudah terjadwal dengan rapi.

''Sesungguhnya shalat bagi orang-orang Mukmin adalah kewajiban yang waktunya ditentukan (terjadwal).'' (QS An-Nisaa': 103). Penentuan waktu shalat ini jelas menunjukkan ajaran kedisiplinan yang berperan penting dalam kesuksesan seseorang.

Kita bisa melihat dan membaca kisah kesuksesan orang karena aktivitas yang mereka lakukan setiap harinya terjadwal dengan baik. Orang yang jarang membuat jadwal kegiatan cenderung melalaikan suatu kegiatan yang seharusnya dikerjakan pada waktu itu.

Ternyata konsep shalat sejak jauh hari telah mengenalkan konsep penjadwalan sebelum kemunculan konsep-konsep manajeman dan self development modern. Kita juga bisa mengambil pelajaran disiplin dari tata cara shalat. Mulai dari bersuci sampai pelaksanaan shalat, dan bahkan setelah shalat.

Konsep tertib dalam aktivitas shalat mengajarkan kedisiplinan dan keteraturan. Seseorang tidak dibenarkan mendahulukan suatu rukun shalat yang seharusnya diakhirkan. Kalau dia tetap melakukannya, jelas shalatnya tidak sah secara syariah.

Tahapan-tahapan yang dilalui secara berurutan dalam shalat akan membentuk karakter seseorang untuk bertindak cermat dan tidak terburu-buru dalam menentukan dan melakukan sesuatu dalam kehidupannya. Rasulullah SAW menekankan kepada kita agar melakukan shalat berjamaah.

Beliau menyatakan bahwa orang yang shalat berjamaah akan memperoleh derajat yang berlipat ganda dibandingkan dengan orang yang shalat sendirian. ''Shalat jamaah itu lebih afdhal (unggul/memiliki nilai lebih) sebanyak 27 derajat dibandingkan dengan shalat sendirian.'' (hadis syarif).

Pernyataan ini mengindikasikan bahwa dalam aktivitas jamaah terdapat unsur-unsur disiplin yang tidak terdapat dalam shalat sendirian. Shalat berjamaah minimal mengandung nilai tepat waktu, keteraturan dalam kelompok. Ajaran tepat waktu bisa dipahami mengingat shalat jamaah biasanya dilakukan di masjid dan ketika waktu shalat baru masuk.

Sedangkan keteraturan dalam kelompok tecermin lewat hubungan imam-makmum. Seorang makmum tidak dibenarkan mendahului aktivitas imamnya dalam setiap rukun shalat. Dia baru bisa berpindah dari satu rukun ke rukun yang lain setelah adanya komando dari imam.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement