Selasa 18 Jun 2019 15:13 WIB

Umm Al-Kitab

Al-Fatihah digelari sebagai Umm al-Kitab

Ilustrasi anak membaca Alquran
Foto: AP /Hatem Moussa
Ilustrasi anak membaca Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhammad Nasiruddin     

Adalah surah pertama dalam Alquran yang sungguh istimewa. Tidak saja karena keutamaannya dibanding dengan surah-surah yang lain sehingga kita diwajibkan membacanya dalam setiap rakaat shalat. Namun, juga lantaran isi dan muatan maknanya. Kelengkapan unsur surahnya, kependekan dan kesederhanaan ayat-ayatnya sehingga gampang dibaca dan dihafalkan. Kemudian juga inilah surah pertama yang diturunkan secara utuh.

Baca Juga

Tujuh ayat pendek yang berisi kalimat-kalimat suci lagi agung tersebut lebih dikenal sebagai al-Fatihah (pembukaan), karena terletak di bagian paling awal kitab suci Alquran.

Namun, karena seringnya diucapkan oleh kaum Muslimin, maka surah itu biasa juga disebut Sab'u al-Matsani, tujuh (ayat) yang diulang-ulang. Ada lagi karena kandungan maknanya yang bisa merangkum semua kesimpulan dari seluruh isi Alquran yang terurai pada 113 surah lainnya, maka dinamailah surah ini sebagai Umm al-Kitab, induk kitab ataupun Ummul Quran, induk dari Alquran.

Konsep induk di sini lebih menunjuk pada luas dan lengkapnya cakupan yang diemban daripada mana yang lebih dulu ada (diturunkan). Sheikh Muhammad Abduh dalam Al-Manaar memberikan perumpamaan yang amat tepat untuk ini, yakni biji bagi pohon.

Artinya, kendati kecil tetapi dalam sebutir biji telah terkandung semua unsur yang kelak menjadi pohon besar. Kemudian dalam tujuh ayat pendek surah pertama Alquran ini nyata memuat lima pokok kesimpulan Alquran yang dirincikan pada surah kedua hingga surah ke-114.

Kelima pokok kesimpulan itu adalah tauhid, penggembira dan ancaman (tabsyir wal wa'd), peribadahan (al-'ibadah), jalan kebahagiaan (sabil as-sa'adah), dan kisah sejarah (al-qasas).

Itulah lima pokok ajaran Alquran yang teranyam secara berjalin-berkelindan dalam tujuh ayat pertamanya. Pokok tauhid termuat pada ayat kedua dan ayat kelima. Kemudian pokok penggembira dan ancaman dimuat di ayat pertama, ayat ketiga dan keempat.

Pokok ibadah ada pada ayat kelima, terutama penggal kedua. Jalan kebahagiaan pada ayat yang keenam serta kisah sejarah dilukiskan secara bernas pada ayat yang terakhir. Demikianlah pokok yang lima dimuat dalam ayat yang tujuh untuk kemudian diterangjelaskan secara rinci dan luas pada 6229 ayat yang lain dalam Alquran kita itu.

Sungguh keistimewaan Al-Fatihah akan semakin kita pahami jika kita bersengaja juga untuk mendalaminya. Artinya, tidak saja sekadar dibaca berulang-ulang, namun juga dengan pemahaman artinya, muatan pengertiannya hingga tafsirnya, untuk kemudian kita amalkan isinya.

Sebab, bila tidak, kita akan seperti yang diperumpamakan Allah di dalam Alquran berikut ini: Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya (tidak mengamalkan isinya) adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. (QS. Al-Jumu'ah: 5).

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement