Sabtu 08 Jun 2019 17:57 WIB

Delapan Indikasi Takwa

ketakwaan hasil puasa baru mulai kita buktikan seusai puasa.

Takwa (ilustrasi).
Foto: blog.science.gc.ca
Takwa (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ahmad Satori Ismail

JAKARTA — Puasa Ramadhan bila ditunaikan dengan memenuhi syarat dan rukun serta mengikuti tuntunan Rasulullah SAW, pasti akan menghasilkan orang-orang bertakwa (QS al- Baqarah: 183). Orang bertakwa tak mungkin tergoda setan. 

Inilah makna hadis yang menyatakan, pada Ramadhan semua pintu neraka ditutup, pintu-pintu surga dibuka lebar, dan semua setan dibelenggu. Setan pun tidak mungkin bisa memperdaya dan menggoda orang yang sedang berpuasa secara benar. 

Kendati puasa telah selesai, namun ketakwaan hasil puasa baru mulai kita buktikan seusai puasa. Idul Fitri disebut hari kemenangan karena umat Islam telah usai puasa. Dan, pasti meraih ketakwaan yang hasilnya ada lah surga. 

Kata “takwa” di dalam kitabullah di sebutkan dalam beberapa derivasi, seperti ittaquu, al muttaqin, taqiyya, yattaqun, ittaqi, wattaquni, yattaqi, dan al atqa. Kata-kata itu telah digunakan lebih dari 187 kali, khususnya pada ayat-ayat yang berbicara mengenai iman, kitab, Bani Israil, wasiat, warisan, riba, menyusui, serta hari pemba lasan. Misalnya, dalam surah al-Baqarah, terdapat penyebutan 35 kali derivasi kata “takwa”. 

Begitu kentalnya makna takwa merupakan inti persoalan dan puncak tujuan disyariatkannya semua ajaran Islam. Indikasi takwa dalam Alquran ada delapan. Pertama, takwa menca kup keimanan dan keislaman. (QS al- Baqarah: 177). 

Kedua, takwa dikaitkan dengan tipu daya musuh. “Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.” (QS Ali Imran: 120). 

Ketiga, takwa dihubungkan dengan silaturahim. “Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (menggunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Seseungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS an-Nisa: 2). 

Keempat, takwa berhubungan de ngan kebenaran ( al-Hak) dan keadilan. (QS al-Maidah: 8). Kelima, takwa ber kaitan dengan larangan memberikan loyalitas terhadap orang kafir dan ahli alkitab. (QS al-Maidah: 57). 

Keenam, takwa bermakna konsisten terhadap Islam dengan meninggalkan semua yang tidak Islami. (QS al-An’am: 153). Ketujuh, takwa ber mak na tidak mendiamkan kezaliman. (QS al-Anfal: 25). 

Terakhir, kedelapan, takwa dan iman tidak akan bertemu dengan hati orang yang meninggalkan jihad. “Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan harta dan jiwa me reka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.” (QS at-Taubah: 44). 

Itulah delapan indikasi yang menjadi tolok ukur ketakwaan seseorang. Semoga kita memegang teguh indikasi tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement