Jumat 24 May 2019 23:02 WIB

Sikap Seorang Muslim

Ada dua macam sikap seorang Muslim, merujuk ayat Alquran

Shalat Berjamaah/Ilustrasi
Shalat Berjamaah/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Mahani

"Muhammad itu utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka ...." (QS 48: 29).

Baca Juga

Petikan ayat suci Alquran di atas menunjukkan sikap yang harus dimiliki oleh setiap Muslim. Ayat tersebut memberikan pedoman hidup bermasyarakat bagi umat Islam, sikap apa saja yang harus dipegangnya dengan teguh.

Terdapat dua macam sikap Muslim yang diperintahkan Allah SWT dalam ayat di atas.

Pertama, keras terhadap orang-orang kafir. Sikap ini harus benar-benar ditegakkan umat Islam terhadap orang-orang kafir secara tegas tanpa memandang kerabat, bangsa, dan warna kulit. Tentu saja sikap keras ini harus sesuai dengan ketentuan Allah SWT sebagai pembuat hukum. Karena sudah selayaknya umat Islam tunduk dan patuh terhadap hukum-hukum Allah SWT.

Allah SWT memerintahkan kepada umat Islam untuk memerangi orang-orang yang terlebih dahulu memusuhinya. Ini dijelaskan Allah SWT dalam Alquran (QS 22: 39), yang artinya, "Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka dianiaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuasa menolong mereka."

Jelaslah bahwa sikap keras yang harus ditegakkan umat Islam hanya ditujukan kepada orang-orang kafir yang memusuhi dan menganiaya umat Islam.

Sikap umat Islam terhadap orang-orang kafir yang tidak memusuhi. Allah SWT menjelaskan: "Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil" (QS 60: 8). Sungguh, Allah SWT telah memerintahkan sikap yang amat mulia dan adil bagi umat-Nya terhadap orang-orang kafir.

Sikap Muslim kedua yang diperintahkan Allah SWT adalah berkasih sayang sesama Muslim. Sikap ini harus ditunjukkan kepada saudara-saudara kita sesama Muslim dengan penuh ketulusan. Sungguh betapa indah dan luhurnya sikap ini. Dan, Allah SWT telah memperlihatkan kepada kita semua, betapa kuat persaudaraan dan kasih sayang orang-orang Anshar Madinah dengan orang-orang Muhajirin Mekah. Wujud kasih sayang mereka bukan sekadar senyuman, sapa salam, dan memberikan makanan, tetapi lebih jauh dari itu.

Orang-orang Anshar Madinah dengan ikhlas membagi dua seluruh harta kekayaan yang dimilikinya, bahkan rela menceraikan salah seorang istrinya untuk dinikahkan dengan saudaranya orang Muhajirin Mekah setelah habis masa iddah-nya. Alangkah bahagia kehidupan bermasyarakat umat Islam. Dan orang-orang kafir (non-Muslim) akan merasakan betapa indahnya hidup berdampingan bersama umat Islam.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement