Rabu 22 May 2019 18:35 WIB

Ramadhan, Bulan Ibadah dan Perjuangan

Sejarah kehidupan Rasul SAW membuktikan, Ramadhan itu bulan ibadah dan perjuangan

Ilustrasi Ramadhan
Foto: Pixabay
Ilustrasi Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramadhan memang bulan ibadah. Porsi ibadah biasanya akan bertambah. Namun, Ramadhan juga bulan segala kegiatan dan kerja keras. Tak ada alasan buat umat Islam untuk berleha-leha di siang hari karena berpuasa.

Kesibukan kerja di siang hari malah membuat hari terasa pendek. Kita perlu menengok ke dalam sejarah, melihat bagaimana kesibukan Rasulullah saw. pada bulan-bulan ini.

Baca Juga

Dalam melaksanakan ibadah Rasulullah lebih mengkhususkan diri pada bulan puasa, sehingga seolah ia tak lagi mengenal dunia, dengan memperbanyak ibadah: melakukan salat, membaca Alquran, zikir, bersedekah, dan pada malam kesepuluh terakhir beriktikaf di masjid, dan menganjurkan kita memperbanyak ibadah.

Sungguh pun begitu tidak berarti Nabi lalu bersantai-santai dan melalaikan tugas-tugas duniawi. Justru peristiwa-peristiwa besar banyak terjadi pada bulan Ramadhan, seperti ditulis Ali Hasani al-Kharbutli, al-Rasul fi Ramadhan. Juga dalam buku-buku sejarah, tafsir, dan hadis, dapat kita baca betapa sibuknya Rasulullah.

 

Bagi Rasulullah SAW, bulan puasa adalah bulan jihad, bulan perjuangan. Sejak tahun pertama Hijri dalam bulan puasa beberapa ekspedisi militer dikerahkan untuk menghadapi musuh, kaum musyrik Mekah yang selalu datang mengganggu dengan serangan kecil-kecilan pada mulanya, dan kemudian sampai di puncaknya pada bulan Ramadhan tahun ke-2 Hijri dengan pecahnya perang Badr.

Namun, justru inilah kemenangan Islam yang pertama menghadapi kaum musyrik Quraisy, "Allah telah menolong kamu di Badr ketika kamu dalam keadaan lemah. Maka bertakwalah kepada Allah, dengan demikian kamu bersyukur" (QS. 3: 123).

Setelah itu, pada tahun-tahun berikutnya, terjadi pula perang Uhud dan perang Parit, sedikit sebelum dan sesudah bulan puasa, sampai akhirnya pada Ramadhan tahun kedelapan, Mekah sebagai markas besar musyrik Quraisy dapat dibebaskan, berhala-berhala dihancurkan dan tauhid ditegakkan. Pada Ramadhan tahun berikutnya, Rasul SAW kembali dari ekspedisi Tabuk dengan membawa kemenangan pula.

Itulah kemenangan-kemenangan Ramadhan yang terbesar, disusul dengan kedatangan utusan Banu Saqif dari Taif--sebagai benteng terakhir kaum pagan yang paling keras--ke Medinah, menyatakan pengakuan dan kesetiaan penduduk Taif kepada Rasulullah. Itulah jatuhnya benteng terakhir kaum penyembah berhala di jazirah Arab.

Dalam menghadapi peristiwa-peristiwa besar seperti perang Badr dan pembebasan Mekah dalam bulan puasa itu adakalanya Rasulullah dan sahabat-sahabat terpaksa membatalkan puasa. Dalam bulan ini pula banyak peristiwa besar lain terjadi. Muhammad menerima tugas dan diutus Allah sebagai rasul-Nya terjadi pada bulan Ramadhan, yang dengan sendirinya juga turunnya wahyu pertama. Ramadhan, bulan penuh kegiatan, bulan kemenangan rohani dan jasmani.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement