Sabtu 18 May 2019 12:56 WIB

Watak Peradaban Islam (1)

Peradaban Islam memiliki watak yang khas sehingga menjadikannya maslahat bagi dunia

Ilustrasi Peradaban Islam
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Peradaban Islam

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab

Setelah Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin hijrah dari Makkah ke Yastrib (Madinah), maka terbentuklah negara pertama yang dikepalai Rasulullah SAW. Apa yang pertama kali beliau lakukan? Tak lain menjalin persaudaraan sesama Muslim (ukhuwah Islamiyah).

Baca Juga

Caranya dengan mempersaudarakan kaum pendatang (Muhajirin) dengan penduduk setempat (Anshor). Selanjutnya, beliau juga menciptakan persaudaraan berbasis kebangsaan (ukhuwah wathoniyah), yakni mempersaudarakan antara kaum Muslimin dan orang-orang Yahudi.

Dalam hal ini, Nabi SAW membuat perjanjian tertulis yang berisi pengakuan atas agama mereka dan harta benda mereka. Disebutkan dalam perjanjian ini, orang-orang Yahudi berpegang pada ajaran mereka, sedangkan orang-orang Islam pun berpegang pada agama mereka sendiri.

 

"Inilah dokumen politik yang telah diletakkan Nabi Muhammad sejak lebih 14 abad lalu dan telah menetapkan adanya kebebasan beragama, kebebasan menyatakan pendapat: tentang keselamatan harta benda dan larangan orang melakukan kejahatan," tulis Muhammad Husein Haekal dalam buku Sejarah Hidup Muhammad.

Dokumen ini kelak dikenal sebagai Piagam Madinah. Menurut Haekal, Piagam Madinah merupakan suatu tonggak penting dalam sejarah umat manusia.

"(Piagam Madinah) telah membukakan pintu dalam kehidupan politik dan peradaban manusia masa itu," tulis dia. Dunia yang selama ini hanya menjadi permainan tangan-tangan tirani, lanjut Haekal, telah diubah menjadi lebih demokratis lewat Piagam Madinah.

Perubahan tatanan masyarakat itu ternyata membawa pengaruh besar. Seluruh Kota Madinah dan sekitarnya benar-benar menjadi tempat yang nyaman bagi seluruh penduduk yang multisuku dan multiagama itu.

Masing-masing pemeluk agama bisa menjalankan ajaran agamanya dengan tenang, tanpa takut adanya persekusi. Dari Madinah inilah Islam mulai menemukan kekuatannya.

 

Sepeninggalan Nabi SAW

Sekalipun Piagam Madinah kemudian dikhianati orang-orang Yahudi, prinsip-prinsip yang tertulis di dalamnya telah menyuburkan semangat umat Islam.

Tidak heran ketika akhirnya kelak Khalifah Abu Bakar menggantikan Nabi Muhammad SAW, Islam telah menyebar ke segenap penjuru Jazirah Arab. Seluruh Semenanjung sudah terhimpun di bawah panji-panji Islam.

Kesatuan politis pun dinyatakan sebagai bagian tak terpisahkan dari kesatuan religius. Maka pada saat itu tibalah waktunya bagi umat Islam melakukan dakwah ke Irak dan Syam. Inilah langkah awal pembentukan kemaharajaan Islam.

Seperti juga Abu Bakar, penggantinya Khalifah Umar bin Khaththab pun menerapkan prinsip-prinsip yang telah digariskan Rasulullah SAW.

Di masa Umar inilah kemaharajaan Islam semakin meluas. Menerobos hingga ke Persia, Mesir dan Palestina, selain Irak dan Syam.

Perlu dicatat, meskipun kemaharajaan Islam begitu meluas, tapi kaum Muslimin sesuai dengan prinsi Piagam Madinah tak pernah memaksa penduduk negara-negara tersebut agar memeluk Islam. Karena, sesuai prinsip Islam yang ditetapkan Alquran, tidak ada paksaan dalam beragama.

Setelah pengaruh Islam menyebar ke berbagai wilayah, terutama pada masa Khalifah Umar, kekhalifahan Islam pun semakin tegak.

Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana kemaharajaan Islam itu kemudian bisa bertahan selama berabad-abad?

Mengapa berbagai pergolakan tidak sanggup meruntuhkan pengaruh dan peradaban Islam, tak seperti umpamanya kemaharajaan Iskandar Agung dan kekaisaran Mongol?

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement