Jumat 17 May 2019 19:13 WIB

Mengatasi Konflik Batin

Keadaan jiwa yang gelisah berarti mengalami konflik batin

(Ilustrasi) Jiwa yang tak tenang kadang menjadi tanda mengalami konflik batin
Foto: flickr
(Ilustrasi) Jiwa yang tak tenang kadang menjadi tanda mengalami konflik batin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak jarang kita menyaksikan orang yang mengeluh, tapi tak jelas apa yang dikeluhkan. Ada yang berjalan mondar-mandir tak tentu tujuan, wajahnya tanpa ekspresi, dan sesekali keningnya berkerut, nafasnya terengah-engah.

Itulah di antara tanda-tanda orang yang dilanda kebingungan dalam mengambil keputusan.

Baca Juga

Ia tak mampu memilih mana yang harus diambil dan ditinggalkan, keduanya perlu tapi tidak mungkin diambil semuanya. Atau ada dua bahaya yang keduanya tidak diinginkannya, namun salah satunya harus dipilih.

Selama tak ada pilihan atau keputusan, orang akan selalu gelisah, dan tidak tahu apa yang akan dilakukannya. Keadaan jiwa yang demikian oleh para pakar kejiwaan dinamakan "konflik batin."

Orang awam menyebutnya sebagai "bimbang." Konflik atau kebimbangan ringan, seperti pemilihan pekerjaan, jodoh, pakaian, perhiasan, dan seterusnya, biasanya segera berakhir apabila pilihan terjadi.

Ini berbeda dengan konflik berat yang penyelesaiannya memerlukan pertimbangan lebih jauh. Sebagai misal, seorang pemuda yang menyukai dua orang gadis. Gadis pertama, cantik, peramah, dan mudah bergaul. Sedang yang kedua, meski wajahnya biasa, pribadinya cerdas, aktif, dan berbakat.

Ada pula konflik yang terjadi antara dua hal, yang satu ingin dicapai, dan yang lainnya ingin dihindari, namun keduanya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Contohnya adalah seorang pemuda yang tertarik kepada seorang gadis yang orangtuanya sangat cerewet, otoriter, dan suka mencampuri urusan anaknya.

Apabila gadis itu ia pilih, maka dengan sendirinya ia juga harus menerima calon mertua yang cerewet dan otoriter. Penyelesaian konflik tadi, dapat diusahakan sendiri oleh yang bersangkutan, apabila ia memiliki kepribadian yang kuat dan mental yang sehat. Dan bila ia tak mampu melakukan pilihan tersebut, maka konsultan kejiwaan dapat membantunya dengan konsultasi atau terapi kejiwaan.

Agama Islam memberi petunjuk kepada setiap orang beriman agar dalam memilih sesuatu hendaknya mengacu kepada ketentuan agama. Yakni, mengambil yang pasti sesuai ketentuan Allah dan meninggalkan yang diragukan. Rasulullah mendorong manusia agar selalu memohon pilihan kepada Allah. Caranya adalah dengan melakukan salat istikharah, lalu berdoa supaya dipilihkan-Nya yang terbaik di dunia dan di akhirat.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement