Kamis 16 May 2019 20:00 WIB

Keistimewaan Makan Sahur

Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk makan sahur kala Ramadhan

Ilustrasi Sahur
Foto: Mgrol101
Ilustrasi Sahur

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Yusuf Wibisono

Rasulullah SAW bersabda, sebagaimana diriwayatkan Muslim dan Abu Dawud, "Beda antara puasa kami (umat Islam) dan puasa Ahli Kitab adalah makan sahur."

Baca Juga

Allah mewajibkan puasa pada bulan Ramadhan kepada kaum Muslimin, seperti Dia telah mewajibkannya kepada Ahli Kitab sebelum Nabi Muhammad SAW. Pada mulanya, waktu dan hukumnya sesuai dengan apa yang telah ditetapkan kepada Ahli Kitab sebelum Muhammad, yaitu tidak boleh makan, tidak boleh minum, dan tidak boleh bersetubuh lagi sesudah tidur (selama waktu puasa).

Kemudian, Rasulullah SAW melakukan sunah makan sahur. Ini lain dari apa yang dilakukan Ahli Kitab yang terdahulu. Rasulullah SAW menamakan makan sahur itu sebagai Al-Ghidza' Al-Mubarak. Kata beliau, "Mari makan Ghidza' Al-Mubarak, yaitu makan sahur."

Makan sahur itu merupakan suatu keberkahan karena mengikuti sunah Rasulullah SAW. Tujuannya, menguatkan orang yang puasa serta menambah semangat orang untuk terus berpuasa. Dengan sahur, puasa kita diringankan karena ada asupan makanan beberapa jam atau menit sebelum mulai puasa.

Allah melipatkan ampunan dan rahmat-Nya kepada orang-orang yang bersahur. Begitu pula para malaikat-Nya, memohon ampunan untuk mereka. Para malaikat memintakan limpahan karunia-Nya, supaya mereka dibebaskan dari kesempitan akal, kekerdilan hati, kejumudan, dan segala hal yang merugikan khususnya selama bulan turunnya Alquran ini.

Mengundurkan makan sahur hingga sebelum fajar sangat terpuji. Rasulullah SAW dan Zaid bin Tsabit pernah makan sahur. Kemudian, sesudah selesai makan, langsung Nabi Muhammad SAW pergi shalat Subuh.

Antara usai makan sahur dan pergi shalatnya itu kira-kira berdurasi sepanjang orang membaca 50 ayat Alquran.

Mengenai sunah ini dikaitkan dengan kebiasaan orang Arab dalam mengira-ngirakan waktu pekerjaan. Maka, Zaid pun mengisyaratkan pada bacaan ayat Alquran--bukan menit atau jam. Hal itu juga untuk mengisyaratkan bahwa masa Ramadhan kaum Muslimin hendaknya menyibukkan diri dengan ibadah.

 

Ihwal Sajian Sahur

Adapun sajian makan sahur seorang Muslim yang utama ialah buah kurma. Sabda Rasulullah SAW, "Sebaik-baik makan sahur seorang Mukmin ialah kurma.'"

Namun, bagi yang tidak memiliki makanan sahur, tetap dianjurkan untuk minum, meskipun hanya seteguk air. Nabi Muhammad SAW menjelaskan, "Makan sahur seluruhnya berkah, janganlah kalian meninggalkannya, meskipun hanya minum seteguk air, karena Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang bersahur."

Juga sabda Rasulullah saw pada kesempatan yang lain, "Siapa yang hendak berpuasa hendaklah bersahur meskipun hanya sedikit."

Untuk itu, marilah kita manfaatkan kesempatan mendapatkan pahala besar yang disediakan oleh Allah Yang Maha Rahman dan Rahim buat mereka yang bersahur itu.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement