Senin 13 May 2019 17:38 WIB

Apa Itu Jasad dan Ruh Alquran?

Jasad dan ruh Alquran tak dapat dipisahkan satu sama lain

Ilustrasi Anak membaca Alquran
Foto: AP /Hatem Moussa
Ilustrasi Anak membaca Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Moch Hisyam     

Alquran terdiri atas jasad dan ruh. Hal ini dijelaskan Rasulullah SAW dalam sebuah hadisnya, “Lahu zhahrun wabathnun.” Artinya, baginya (Alquran) itu mempunyai jasmani (zahir) dan ruhani (bathin).”

Baca Juga

Dalam kitab Fadhailul Amal, disebutkan pendapat para ulama terkait sabda Nabi SAW itu. Yang dimaksud dengan jasad Alquran ialah merujuk pada kalimat-kalimat dalam Alquran. Kalimat-kalimat itu dapat dibaca dengan baik oleh setiap orang.

Adapun ruh atau batin Alquran merujuk pada maksud-maksudnya, baik yang tersurat maupun tersirat. Pemahaman tentang hal itu tiap orang bisa berbeda-besa, sesuai dengan kemampuan mereka.

Di antara hikmah adanya jasad dan ruh Alquran ini untuk menunjukkan mukjizat dari Allah SWT. Alquran bukanlah kitab bacaan biasa. Alquran adalah pedoman hidup yang harus dijadikan rujukan dalam bersikap dan beramal. Untuk itu, seseorang hendaknya membaca dan memahaminya.

Oleh karena itu, Allah SWT menjadikan Alquran dengan bahasa Arab. Hal ini bukan hanya karena Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang adalah orang Arab. Lebih dari itu, bahasa Arab juga cenderung mudah dipelajari dan dipahami setiap orang dari berbagai bangsa.

Allah SWT berfirman dalam surah Yusuf ayat dua. Artinya, "Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Alquran dengan berbahasa Arab agar kamu memahaminya.”

Selain itu, Allah SWT menjadikan Alquran mudah dibaca, mudah untuk dipahami, dan mudah untuk dipelajari. Maka dari itu, manusia dapat dimudahkan dalam menjadikan Alquran sebagai tuntunan amalan.

Allah SWT berfirman dalam surah al-Qomar ayat 17. Artinya, “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?”

Ketika kita mampu menyatukan jasad dan ruh Alquran, akan menjadikan kita mendapatkan ilmu yang luas dan mendalam.

Ibnu Mas’ud berkata, “Jika kamu ingin memperoleh ilmu, maka hendaklah kamu memikirkan dan merenungkan makna-makna Alquran karena di dalamnya mengandung ilmu orang-orang terdahulu dan orang-orang yang sesudahnya."

Lebih dari itu, ketika kita mampu menyatukan jasad dan ruh Alquran, hidup kita akan cenderung selaras dengan tuntunan kitab suci itu. Inilah yang dibuktikan secara sempurna oleh Rasulullah SAW. Nabi Muhammad SAW digambarkan sebagai "Alquran yang berjalan."

Kata Aisyah RA, "Budi pekerti Nabi SAW adalah Alquran.”

Kini, kita berada pada bulan Ramadhan. Pada bulan ini Rasulullah SAW selalu menghidupkannya dengan menyatukan jasad dan ruh Alquran.

Dalam hadis riwayat Bukhari dinyatakan bahwa Rasulullah SAW memperbanyak membaca Alquran al-Karim pada Ramadhan dan Malaikat Jibril datang kepada beliau untuk membacakan Alquran.

Untuk itu, mari kita upayakan untuk selalu membaca Alquran dengan sebaik-baiknya dan kita pahami maksudnya. Lalu, berupaya untuk dapat mengamalkannya sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah SAW sehingga jasad dan ruh Alquran dapat kita amalkan dalam keseharian agar kita semua mendapatkan petunjuk dan rahmat Allah SWT. Wallaahu’alam.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement