Jumat 03 May 2019 23:34 WIB

Puasa Ramadhan dan Kasih Sayang Allah

Dengan puasa Ramadhan, kita berharap memeroleh kasih sayang Allah SWT

Ilustrasi Ramadhan
Foto: Pixabay
Ilustrasi Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: A Ilyas Ismail     

Dalam beberapa hari lagi, kita akan menerima tamu agung, yakni bulan suci Ramadhan. Ramadhan sungguh bulan yang penuh kebajikan (syahrun mubarak). Di bulan ini, Allah SWT berkenan menurunkan berbagai nikmat dan anugerah, mulai dari diturunkannya Alquran, Malam Kemuliaan (Lailatul Qadr), pahala kebaikan yang berlipat ganda, kasih sayang, hingga limpahan ampunan.

Baca Juga

Semua nikmat dan anugerah itu sesungguhnya merupakan manifestasi dari kasih sayang Allah. Firman Allah: "Kasih sayang-Ku melingkupi segala yang ada" (Al-A'raf: 156).

Bahkan, dalam Hadis Qudsi disebutkan bahwa kasih sayang Allah dapat mengalahkan murka dan amarah-Nya. Ini harus menjadi dasar dan pegangan bagi orang mukmin untuk selalu bersikap optimistis dan penuh harap terhadap rahmat dan kasih sayang Allah.

Dalam Alquran disebutkan bahwa orang-orang yang memiliki kedalaman iman dan takwa selalu mengharap memeroleh kasih sayang Allah itu. Mereka berdoa: "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk kepada kami, hati kami, dan karuniakanlah kepada kami kasih sayang dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkaulah Tuhan Yang Maha Pemberi'' (Ali Imran: 8).

Kasih sayang Allah yang diminta oleh kaum mukmin dalam ayat ini, menurut pakar tafsir al-Razi, mengandung beberapa pengertian.

Pertama, rahmat Allah dalam arti iman dan makrifah (nur al-iman wa al-ma'rifah). Dalam pengertian ini, orang yang memperoleh rahmat Allah adalah orang yang memiliki iman dan tauhid. Ia senantiasa menuhankan Allah, dan tidak menuhankan benda, atau menuhankan hawa nafsunya sendiri.

Kedua, rahmat Allah dalam arti tunduk dan patuh kepada kehendak Allah (nur al-tha'ah wa al-ubudiyyah). Ini berarti, orang yang memperoleh rahmat Allah adalah orang yang diberi kekuatan oleh Allah untuk dapat menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik dan konsisten.

Ketiga, rahmat Allah dalam arti kemudahan dalam hidup di dunia. Kemudahan ini, menurut al-Razi, ditandai oleh tiga hal, yaitu aman dan tenteram (al-amn wa a-salam), kesehatan (al-shihhah), dan berkecukupan secara ekonomi (al-kifayah).

Keempat, rahmat Allah dalam arti kemudahan dalam kehidupan di negeri akhirat. Kemudahan di sini ditandai oleh tiga hal, yaitu kemudahan dalam perhitungan amal (hisab) dan kepastian bahwa seseorang memperoleh ampunan Allah dan surga.

Kasih sayang Allah dalam pengertian seperti dikemukakan di atas sungguh merupakan sesuatu yang sangat berharga. Kata-kata ''berilah kami dari sisi-Mu kasih sayang (rahmat)'' mengandung makna bahwa kasih sayang itu tidak dapat diperoleh dari pihak manapun, kecuali dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement