Selasa 30 Apr 2019 20:08 WIB

Bulan Ramadhan, Bulan Penuh Ibadah

Pintu surga, Rayyan, menanti mereka yang berpuasa

Ilustrasi Ramadhan
Foto: Pixabay
Ilustrasi Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Eri Sudewo

Puasa adalah mengekang keinginan diri, yang tidak terdapat dalam ibadah lain. Selama berpakaian ihram ketika berhaji, misalnya, memang ada beberapa larangan, namun makan minum tetap dibolehkan. Ketika salat, semua keinginan dikekang tapi hanya dalam waktu yang relatif singkat. Sementara puasa tak hanya mengosongkan perut, namun juga menahan nafsu.

Baca Juga

Pengekangan inilah di antaranya yang mengandung hikmah serta rahasia yang tersembunyi. Karena kedudukan puasa yang seperti itu, Allah lalu menempatkannya sebagai ibadah yang istimewa. ''Puasa itu untuk-Ku,'' firman Allah SWT, ''maka Aku sendiri yang akan membalas-Nya''.

Jadi, dengan puasa, ada rahasia yang terjalin antara hamba dan Sang Khalik. Hanya Dia yang mengetahui rahasia itu. Semua amal ibadah untuk anak Adam. Sedang puasa, hanya ditujukan untuk Allah.

Tujuan puasa, antara lain, mendidik akal dan jiwa setiap muslim secara total. Dalam berpuasa diharapkan setiap muslim dapat menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan puasa. Puasa ini mempertegas tuntutan Islam bahwa Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk tak terjerumus ke api neraka. Jadi kalau mampu menahan diri hingga selesai puasa, maka seharusnya selamat pula dunia akhirat setiap muslim.

Rasulullah SAW bersabda, "Sendi-sendi Islam dan dasar agama ada tiga bagian. Siapa yang meninggalkan salah satu di antaranya, berarti dia telah ingkar akan dasar-dasar agama. Pertama, mengucap kalimat syahadat. Kedua, mengerjakan salat. Dan ketiga, menjalankan puasa wajib."

Dari hadis tadi, jelaslah bahwa siapa yang meninggalkan puasa Ramadhan tanpa alasan yang dibenarkan, maka rusaklah agamanya. Rusak agama berarti rusaklah imannya.

Diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Puasa dan Alquran akan memberi syafaat kepada para hamba di hari kiamat.

Puasa berkata, 'Wahai Tuhanku, aku telah menghalangi makan dan menghalangi syahwat-syahwatnya di siang hari, maka perkenankan aku memberi syafaat kepadanya.' Alquran berkata, 'Aku telah menghalangi tidurnya di malam hari, maka perkenankan aku memberi syafaat.' Kedua syafaat ini akan diterima oleh Allah SWT."

Dalam hadis lain Rasulullah SAW bersabda, "Segala amal anak Adam dilipatkan menjadi 10 hingga 700 kali." Allah berfirman, "Kecuali puasa untuk-Ku. Aku yang memberikan pembalasan, karena ia telah meninggalkan syahwat dan makan minumnya lantaran Aku."

Nabi Muhammad SAW seperti diriwayatkan oleh Abu Hurairah menjelaskan, "Dalam surga itu ada sebuah pintu bernama Rayyan. Pada hari kiamat pintu itu berseru, 'Di mana orang-orang yang berpuasa?' Apabila yang berpuasa telah masuk, pintu itu ditutup kembali."

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement