Jumat 12 Apr 2019 22:32 WIB

Antara Dakwah dan Penguatan Sosial

Tiap anggota masyarakat hendaknya bertanggung jawab terhadap kemaslahatan

Shalat berjamaah (ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Shalat berjamaah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Tutty Alawiyah (1942-2016)

Baru-baru ini berbagai pernyataan muncul, yang intinya menyebutkan, tingkat kerawanan kota Jakarta benar-benar telah meresahkan masyarakat luas. Terlepas dari sejauh mana tingkat keakuratan pernyataan itu, ada baiknya kita mengambil hikmah dengan merenungkan kembali hubungan dakwah dan sosial. Dalam pandangan keagamaan dan sosial, kita ketahui bahwa posisi setiap muslim tanpa kecuali adalah pemegang amanah untuk meneruskan risalah dengan dakwah -- baik selaku umat kepada umat yang lain ataupun selaku perorangan di tempat mana saja berada menurut kemampuan masing-masing.

Baca Juga

Allah SWT berfirman: ''Kamu adalah sebaik-baik umat, dilahirkan untuk kemaslahatan manusia. Kamu amar makruf nahi munkar dalam keadaan kamu beriman kepada Allah.'' (Ali Imran 110). Dalam sebuah hadis populer, Nabi SAW juga memerintahkan kepada kita: Ballighu 'anni walau ayatan (Sampaikan yang kamu terima dariku walaupun satu ayat). Dengan demikian tak seorang pun muslim dan muslimah boleh menghindarkan diri dari dakwah itu.

Maksud mendalam dari itu adalah agar semua anggota masyarakat ikut bertanggung jawab terhadap kemaslahatan bersama. Masyarakat tidak akan maju dan selamat bila anggotanya bersikap masa bodoh terhadap kepentingan bersama. Apalagi bila sama-sama bungkem ketika melihat kepincangan sosial (kemungkaran) sedang tumbuh di lingkungannya. Jadi kewajiban dakwah yang dibebankan kepada setiap orang sesungguhnya adalah cara Islam menanamkan kekuatan masyarakat secara swadaya untuk bisa mengatasi kepincangan sosial sebelum membesar. Setiap kepincangan sosial itu mempunyai daya geraknya sendiri. Ibarat bara api, sewaktu masih kecil tidak sukar mematikannya. Tetapi apabila dibiarkan membesar, dia akan membakar apa yang ada di sekelilingnya.

Rasulullah SAW memperingatkan: ''Apabila manusia melihat kemungkaran sedang mereka tidak mencegahnya, maka akan datang saatnya Allah 'Azza wa Jalla menjatuhkan akibat-Nya (hukuman-Nya) secara umum.'' Dalam hadis lain, Beliau menegaskan: ''Kemungkaran harus kamu cegah. Kalau tidak, maka Allah pasti akan menjadikan orang-orang jahat menguasai kamu. Dan andaikata ada orang saleh di antara kamu berdoa untuk keselamatan bersama, maka doa mereka tidak akan berjawab.'' (Muttafaq 'alaih).

Mengingat pentingnya hubungan dakwah dan sosial itu, kiranya sudah waktunya Pemerintah mendayagunakan asset umat dalam dakwah, ikut mendorong dakwah amar ma'ruf nahi mungkar, sehingga dapat berkembang dan memperoleh saluran sebagaimana mestinya. Tentunya disertai keterbukaan untuk jadi ''sasaran'' bagi amar makruf nahi mungkar itu sendiri, guna menyuburkan kekuatan-kekuatan pengendalian diri (self control) dan pengoreksian diri dari dalam masyarakat sendiri.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement