Jumat 12 Apr 2019 22:38 WIB

Keutamaan Berilmu dalam Islam

Menuntut ilmu itu berlangsung seumur hidup.

Ilustrasi anak mengaji, anak laki-laki mengaji
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Ilustrasi anak mengaji, anak laki-laki mengaji

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Yarqawi Dhofir     

Doa sebenarnya bukan sekadar perbuatan meminta. Ia juga merupakan sentuhan rohani yang amat halus dari Allah SWT untuk mengajarkan kita tentang bagaimana seharusnya kita hidup. Bila kita amati, ternyata tak satu doa pun dari doa-doa yang diajarkan oleh Alquran dan Rasulullah SAW yang berisi ''permintaan tambahan'' kecuali dalam hal ilmu. Dalam hal rezeki, yang diminta bukan tambahan tetapi barakah. Dalam hal dunia adalah keselamatan, bukan lain-lainnya, dan demikian selanjutnya.

Baca Juga

Ini menunjukkan bahwa apabila menginginkan kehidupan yang lebih baik kita harus menambah ilmu setiap saat. Pekerjaan menuntut ilmu berlangsung seumur hidup. Saking pentingnya tambahan ilmu bagi kehidupan manusia, Rasulullah sampai bersumpah: ''Demi Allah, seandainya aku tidak dapat menambah ilmu sehari saja, maka lebih baik aku tidak melihat matahari saat itu.''

Begitu pula di dalam Alquran. Ayat pertama yang turun adalah perintah untuk membaca. Bahkan jauh sebelum PBB memprakarsai long life education (pendidikan seumur hidup), Rasulullah SAW pada abad ke tujuh telah menegaskan masa kewajiban menuntut ilmu dari buaian hingga ke liang lahat. Namun sayangnya, ajaran pendidikan seumur hidup dari Rasulullah yang sangat populer itu tidak sempat mengusik perhatian kita untuk memprakarsainya menjadi program dunia.

Banyak janji Allah yang diperuntukkan orang berilmu dan penuntut ilmu, di antaranya mengistimewakan mereka dari yang tidak berilmu (Az-Zumar 9), memberi derajat yang lebih tinggi (Al-Mujadalah 11), mempermudah jalan menuju sorga (H.R. Muslim), menyamakan kedudukan mereka dengan orang yang berjuang di jalan Allah (H.R. Tirmidzi), memberi keistimewaan yang lebih dari orang yang hanya beribadah, ilmu dijadikan sebagai warisan yang terus menerus memproduksi amal kebajikan yang tak putus karena kematian (H.R. Muslim).

Namun, sudahkah semua itu merangsang umat Islam untuk rajin menuntut ilmu? Pada faktanya, kebodohan masih merupakan salah satu problem terbesar umat Islam. Sekurang-kurangnya, hingga kini kita memerlukan tiga action programme: program wajib belajar, program penyadaran intelektual, dan program pembinaan kesehatan berpikir. Mudah-mudahan bisa kita melaksanakan.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement