Sabtu 09 Feb 2019 06:38 WIB

Terapi Shalat

shalat tidak hanya bernilai ibadah semata.

Shalat
Shalat

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muslimin

Ketika mengalami kesulitan memahami sebuah teori dalam ilmu pengatahuan, Ibnu Sina melaksanakan shalat sunah. Ia memohon petunjuk kepada Allah SWT agar diberi kemudahan untuk memahami teori pengetahuan itu. Setelah melaksanakan shalat sunah, Ibnu Sina mengalami kebeningan hati, kejernihan pikiran, dan kemudahan untuk memahami teori ilmu pengetahuan yang sebelumnya terasa sulit.

Pengalaman Ibnu Sina memperoleh kemudahan memahami sebuah teori setelah melaksanakan shalat sunah mengindikasikan bahwa shalat tidak hanya bernilai ibadah semata. Tetapi, shalat juga dapat menjadi terapi bagi orang-orang yang mengalami kesulitan dalam hidup. Termasuk kesulitan memahami sebuah teori dalam ilmu pengetahuan.

Oleh karena itu, Allah SWT berfirman, "Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya, yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk." (QS al-Baqarah [2]: 45).

Seseorang yang kesulitan memperoleh rezeki dapat melaksanakan shalat Dhuha terus-menerus agar diberi kemudahan memperoleh rezeki. Sebagaimana yang dikemukakan Rasulullah SAW, "Wahai kalian anak Adam, janganlah engkau bermalas-malasan shalat Dhuha empat rakaat. Sebab, dengan mengerjakan shalat Dhuha, Allah akan mencukupi keperluanmu pada sore harinya." (HR Hakim  dan Thabrani).

Sedangkan, bagi seseorang yang terjebak kebingungan yang berada di antara dua pilihan yang sulit, dapat melakukan shalat Istikharah untuk menentukan pilihan yang benar. Sebagaimana Rasulullah menjelaskan, "Jika salah seorang di antara kalian berniat dalam suatu urusan maka lakukanlah shalat dua rakaat yang bukan shalat wajib, kemudian berdoalah." (HR Al-Bukhari).

Selain itu, bagi seseorang yang berkeinginan terhadap sesuatu, tetapi belum juga terwujud dapat melaksanakan shalat Hajat. Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah, "Barangsiapa yang mempunyai kebutuhan kepada Allah atau salah seorang manusia dari anak-cucu Adam maka wudhulah dengan sebaik-baik wudhu, kemudian shalat dua rakaat, dan melaksanakan shalat Hajat." (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Bahkan, ketika sebuah anak panah mengenai kaki sahabat Ali Ibn Abi Thalib, ia memerintahkan anak panah itu dicabut ketika melaksanakan shalat. Saat Ali Ibn Abi Thalib tenggelam dalam khusyuk melaksanakan shalat, bersamaan itu anak panah yang mengenai kaki Ali Ibn Abi Thalib dicabut. Subhanallah, Ali Ibn Abi Thalib tidak merasakan sakit ketika anak panah itu dicabut dari kakinya.

Sangat penting bagi seseorang yang mengalami problem hati, pikiran, dan fisik untuk mengatasinya dengan terapi shalat khusyuk. Sebab, shalat merupakan komunikasi antara hamba dan Allah SWT sehingga terjalin koneksi yang kuat. Dengan begitu, seluruh permasalahan yang dihadapi seorang hamba akan memperoleh pertolongan dari Allah SWT.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement