Ahad 13 May 2018 19:50 WIB

Tips Menyambut Ramadhan

Rasulullah dan para sahabatnya mempersiapkan Ramadhan jauh-jauh hari sebelumnya.

Tadarus Alquan di bulan Ramadhan
Foto: Republika
Tadarus Alquan di bulan Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Nashihin Nizhamuddin

Beberapa hari lagi  kita akan bertemu dengan bulan agung, bulan mulia yang penuh berkah,  yaitu bulan Ramadhan. Kaum Muslimin seluruh dunia tentu merindukan kedatangannya. Kita, sebagai kaum Muslimin, ingin segera bertemu dengan tamu agung ini. Suatu kerinduan yang cukup beralasan karena ia datang setahun sekali. Ibarat seorang kekasih, setelah sekian lama tak bertemu, ia sangat merindukannya. Demikian pula dengan Ramadhan, ia ibarat kekasih bagi orang yang beriman.

Sedemikian mulianya bulan ini hingga Rasulullah dan para sahabatnya mempersiapkan kedatangan bulan Ramadhan jauh-jauh hari sebelumnya. Seperti apa sih, Rasulullah dan para sahabatnya menyambut bulan Ramadhan?  Dalam buku  Indahnya Ramadhan di Rumah Kita, karya Dr Akram Ridha (terbitan Robbani Press), disebutkan beberapa tips menyambut Ramadhan.  Dijelaskan bahwa masa penyambutan bulan Ramadhan setidaknya berlangsung selama bulan Sya’ban hingga Ramadhan tiba.

Ada dua bentuk persiapan yang mesti dilakukan kaum Muslimin, yaitu persiapan mental dan persiapan amal. Persiapan mental, yaitu dengan mengingat-ingat keutamaan Ramadhan dan berdoa. Adapun persiapan amal adalah dengan banyak berpuasa dan banyak membaca Alquran.

 

Agar mental kita lebih siap dalam memasuki bulan Ramadhan, maka cara terbaik adalah dengan mengingat-ingat keutamaan Ramadhan. Sebab, keutamaan inilah yang akan memotivasi seorang Muslim untuk menjalani kewajiban puasa Ramadhan dan berbagai amalan-amalan pendukungnya dengan penuh semangat.

Banyak sekali keutamaan bulan Ramadhan, di antaranya Ramadhan sebagai bulan berkah, bulan diampuninya dosa, bulan diturunkannya Al-Qur’an, setan dibelenggu, malam lailatul qadr, dan masih banyak lagi. Tidak salah jika Ramadhan disebut sebagai bulan investasi amal dan panen pahala.

Di samping mengingat keutamaan Ramadhan, yang utama juga adalah berdoa. Berdoa berarti mempersiapkan mental dan hati. Rasulullah SAW, jika telah memasuki bulan Rajab, beliau memanjatkan doa, “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan berkahi pula kami di bulan Ramadhan.” (HR Imam Ahmad)

Yahya bin Abi Katsir berkata, “Di antara doa-doa orang saleh ketika menyambut Ramadhan adalah sebagai berikut: 'Ya Allah, pertemukanlah aku dengan bulan Ramadhan, dan selamatkanlah Ramadhan bagiku, dan terimalah Ramadhan itu dariku.”

 Di samping persiapan mental, persiapan lainnya adalah persiapan amal. Seperti telah disebutkan di awal, yaitu membiasakan berpuasa sebelum memasuki bulan Ramadhan dan memperbanyak tilawah Alquran.

Terkait memperbanyak puasa sebelum Ramadhan, terdapat riwayat dari Bukhari, “Diriwayatkan dari Aisyah ra,  ia berkata, ‘Rasulullah SAW berpuasa hingga kami mengira beliau tidak berbuka, dan beliau berbuka hingga kami mengira beliau tidak puasa. Tidaklah kami melihat Rasulullah menyempurnakan puasanya sebulan penuh selain bulan Ramadhan, dan tidaklah kami melihat beliau puasa lebih banyak selain bulan Sya’ban.” (HR Bukhari)

Ibnu Rajab berkata, “Sebagian ulama berpendapat bahwa puasa di bulan Sya’ban itu ibarat latihan untuk menghadapi puasa Ramadhan agar seseorang tidak merasa terbebani dengan puasanya ketika Ramadhan tiba.”

Hikmah memperbanyak puasa di bulan Sya’ban adalah sebagai persiapan dan pembiasaan untuk melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadhan. Sebab,  orang yang belum terbiasa berpuasa kadang lupa bahwa mereka sedang berada di bulan Ramadhan.

 Adapun persiapan amal yang kedua adalah memperbanyak baca Alquran.  Anas bin Malik ra berkata, “Ketika kaum Muslimin memasuki bulan Sya’ban, mereka sibuk membaca Alquran dan mengeluarkan zakat mal untuk membantu fakir miskin yang berpuasa.” Seorang salafush-shalih juga pernah berkata, “Sya’ban adalah bulan para pembaca Alquran.”

Muslim yang terbiasa menjaga wirid Alquran (sebelum Ramadhan) akan bisa menjaga kebiasaan tersebut pada bulan Ramadhan. Seseorang yang baru mulai membaca Alquran setelah lama tidak membaca Alquran, kemudian ia mencoba membaca beberapa ayat saja, ia akan tidak sanggup untuk melanjutkannya.

Itulah kondisi Alquran bersama orang-orang yang lalai. Alquran adalah obat jiwa. Jika kita sering menjauh darinya,  menjadikan hati kita  kotor penuh karat dan titik hitam. Jadi, ketika hati merasa berat dan sulit, ayat-ayat yang pertama kita baca akan menjadi pembersih hati. Jika kita mau melawan perasaan tersebut maka Alquran memainkan perannya sehingga hati kembali menjadi bersih dan siap menerima cahayanya. Dalam kondisi seperti ini,  maka seseorang akan menjadi “mukmin”, sebagaimana firman Allah berikut,

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang jika disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka, dan jika dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah keimanan mereka (karenanya) dan kepada Rabb-lah mereka bertawakal.”  (QS al-Anfal [6]: 2)

Demikianlah beberapa tips singkat menyambut bulan suci Ramadhan. Selamat mencoba!  Ingat, menyambut Ramadhan bukan dengan sibuk menyiapkan seabreg menu dan penunjangnya.

Selamat menyambut Ramadhan!!!

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement