Jumat 18 Aug 2017 11:19 WIB

Merawat Persaudaraan

Umat muslim mendengarkan ceramah di Masjid komplek Islamic Center Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat. (ilustrasi)
Foto: Republika/Musiron
Umat muslim mendengarkan ceramah di Masjid komplek Islamic Center Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Oleh: Imran Baehaqi 

Dikisahkan, orang-orang Aus dan Khazraj sedang duduk-duduk bersama dalam suasana yang penuh damai, gembira, bersatu, dan bersaudara. Tiba-tiba, Syaas bin Qais masuk ke dalam majelis mereka. Dengan ketajaman lidahnya, orang Yahudi tua itu membuka kembali lem baran lama kisah Aus dan Khazraj yang dahulu pernah bermu suhan dan saling berperang, yaitu perang kabilah yang disebut Perang Ba'ats.

Mula-mula masih bercerita, tetapi akhirnya terjadi adu mulut. Lalu, mereka saling membongkar siapa yang dahulu pernah kalah dan yang menang. Mereka pun nyaris bentrok fisik. Namun, nasib baik, Ra sulullah SAW segera datang ke tempat kejadian. Ra sulullah SAW pun men damaikan de ngan memberi nasihat. Mereka semua tersadar dan bertekad untuk kembali taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

Dalam merawat bangunan persau daraan (ukhuwah), kisah ini memberi pelajaran berharga. Apalagi, dalam situasi saat ini, fitnah dan ujaran ke bencian dirasa sulit terkawal, bahkan dilakukan terang-terangan di te ngah publik melalui media sosial.

Pertama, mewaspadai segala ben tuk teror yang menyulut per mu suhan. Perbuatan provokatif Syaas bin Qais adalah keji dan rendah. Geliatnya merupakan teror yang sangat ber bahaya bagi keutuhan hubungan persaudaraan dan persatuan.

Kedua, pentingnya kehadiran figur yang mampu mempersatukan dan mendamaikan. Usaha memperbaiki hubungan, meru kunkan, dan mendamaikan yang dilakukan Nabi SAW menunjukkan isyarat penting nya merawat hubungan persaudaraan.

Ketiga, persaudaraan hendaklah melahirkan persatuan dan perdamaian. Apabila terjadi perti kaian, segera mengupayakan islah. Apalagi, berkait an dengan urusan keumatan dan kebangsaan, upaya rekonsiliasi wajib diprioritaskan.

Keempat, menjaga keutuhan tali kasih persaudaraan adalah hal mutlak meski dalam praktiknya tak semudah membalik kan telapak tangan, kecuali bagi mereka yang benar-benar ber iman dan memiliki tingkat kesadaran. Secara spesifik, Alquran dan sunah telah memberi formulasi paripurna tentang adab menjaga persaudaraan.

Sejatinya, formulasi ini berlaku bagi segenap manusia di alam raya ini. Sebab, dalam Islam, persaudaraan tidak hanya diikat oleh garis keturunan, tetapi juga oleh kesamaan akidah dan fungsi kemanusiaan.

Oleh sebab itu, sungguh indah jika di antara umat manusia saling berke nalan, ramah, tawadhu, tolong-me nolong, dan kerja sama dalam proyek kebajikan. Menebarkan kasih sayang, saling menghargai, saling menutup aib, dan saling mendoakan dalam kebaikan.

Sesama saudara sepatutnya tidak saling menzalimi dan menghina, tetapi justru harus saling menguatkan dan mengangkat derajat. Begitulah semes tinya merawat ikatan persaudaraan. Kekuatan akhlak hendaklah melembaga pada setiap individu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement