Ahad 19 Feb 2017 06:00 WIB

Memohon Doa di Mihrab

Bertepatan dengan pemeriksaan Habib Riziek Shihab di Mapolda Jabar, massa berdoa pada zikir bersama, di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Senin (13/2).
Foto:
Para peserta berdoa bersama yang dipimpin oleh KH Abdullah Gymnastiar saat acara Tabligh Akbar dengan tema “Pesantren Perekat NKRI” di Lapangan Gasibu, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (12/12).

Lewat undian ini, Zakariya pun mendapatkan hak untuk mengasuh Maryam. Quraish menulis, menangnya Zakariya melalui undian menunjukkan, pemenang bukan ditentukan oleh kepandaian, kekuasaan, atau wibawa seseorang. Pemenang itu ditentukan Allah SWT. Pemeliharaan Maryam pun dapat disimpulkan diatur langsung Allah SWT lewat undian yang jatuh ke tangan Zakariya. 

Zakariya pun menyaksikan betapa khusyuk sosok Maryam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Di mihrab, Maryam melafazkan zikir untuk menyebut nama-Nya. Mengingat kuasa-Nya, berdoa kehadirat-Nya. Mihrab disebut Quraish sebagai satu kamar atau tempat khusus lagi tinggi yang digunakan sebagai tempat memerangi nafsu dan setan. Mihrab berasal dari kata harb yang berarti perang. 

Di mihrab itu, Zakariya menyaksikan rezeki (di dalam beberapa riwayat disebutkan makanan) yang didapatkan Maryam. Kepada Maryam, dia lantas bertanya dari mana rezeki itu diperoleh. Sesuai dengan kutipan ayat di atas, Maryam pun menjawab rezeki tersebut didapatkan dari sisi Allah SWT. Hanya, keistimewaan Maryam tampak pada jawaban lanjutannya kepada Zakariya. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. 

Apa yang dilakukan Maryam pun mengilhami Zakariya untuk berbuat hal serupa. Jawaban Maryam bahwa Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab membuat Zakariya kembali berharap. Timbul keinginan Zakariya yang sudah sepuh untuk memiliki anak. Dia telah memendam harapan itu sejak lama. Usia yang sudah uzur membuat cita-cita Zakariya hampir terlupa. 

Di mihrab, Zakariya lalu khusyuk berdoa untuk mendapatkan keturunan. "Di sanalah Zakariya berdoa kepada Tuhannya seraya berkata: 'Tuhanku, anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang berkualitas. Sesungguhnya, Engkau Maha Pendengar doa'. Maka para malaikat memanggilnya ketika dia sedang berdiri melakukan shalat di mihrab. (Katanya): 'Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran Yahya. Pembenar kalimat Allah, panutan, berkemampuan menahan diri dan seorang nabi yang termasuk kelompok orang-orang saleh'." (QS Ali Imran: 38-39).

Pendiri Quran dan Sunnah Solution, Ustaz Adi Hidayat, menjelaskan, mihrab merupakan salah satu tempat beribadah di dalam Alquran selain mushala dan masjid. Mihrab pertama disebutkan dalam kisah Maryam putri Imran. Dia merupakan anak yang diniatkan ayahnya hanya mengabdi kepada Allah. Orang tuanya membuatkan mihrab. Seperti kisah di atas, Zakariya, paman yang mengasuh Maryam pun membuat mihrab serupa di rumahnya agar doanya terkabulkan. 

Menurut Ustaz Adi, Mihrab adalah satu tempat yang khusus digunakan untuk mendekat kepada Allah. Mihrab memiliki dua keutamaan. Pertama, bisa mempercepat datangnya rezeki tak terduga. Meskipun kadang rezeki itu belum diminta. Keutamaan berikutnya, berdoa di mihrab dapat mempercepat terkabulnya doa sekalipun yang dipinta mustahil atau sulit menurut ukuran manusia. Hanya, Ketua Dewan Pakar Masjid Al Ihsan ini menjelaskan, mihrab ini jangan dicampuri dengan aktivitas lain. "Terkabulnya doa nyaris tanpa jeda," kata Ustaz Adi. 

Saat Rasulullah tinggal bersama Siti Khadijah di Makkah, beliau memiliki mushala sebagai tempat shalat dan berdoa. Sementara, kata Ustaz Adi, saat Rasulullah tinggal bersama Siti Aisyah, dia mempunyai mihrab untuk bermunajat. Padahal, rumah Rasulullah saat di Madinah sangat kecil. Dikisahkan saat Rasulullah menunaikan shalat tahajud pun sampai-sampai mengenai tubuh Aisyah. "Mihrab cukup segelaran sajadah saja. Tapi, tidak dicampuri dengan aktivitas lain," ujar dia

sumber : Dialog Jumat
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement