Selasa 20 Oct 2015 07:11 WIB

Bercanda Sehat Ala Rasulullah

Rep: Hannan Putra/ Red: Hafidz Muftisany
Ilustrasi
Foto: Ajit Solanki/AP
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,Canda gurau sebagai obat stres tentu menjadi kebutuhan setiap makhluk bernama manusia. Islam juga tidak melarang umatnya untuk bersenda gurau dan tertawa. Namun, syariat memberikan tuntunan, bagaimana harusnya seorang Muslim menyikapinya.

Rasulullah SAW sebagai suri tauladan telah memperlihatkan bagaimana semestinya seorang Muslim dalam bersenda gurau. Beliau SAW sendiri juga bercanda dengan keluarga dan para sahabatnya. Dengan bercanda, Beliau SAW bisa menambah keakraban, menghibur, menimbulkan kasih sayang, sekaligus memberikan edukasi positif.

Dalam suatu riwayat, seorang wanita tua mendatangi Rasulullah SAW. Ia menanyakan perihal surga. ”Wanita tua tidak ada di surga,” sabda Beliau SAW.

Mendengar ucapan itu, si nenek pun menangis tersedu-sedu. Rasulullah SAW segera menghiburnya dan menjelaskan makna sabdanya tersebut itu. “Sesungguhnya ketika masa itu tiba Anda bukanlah seorang wanita tua seperti sekarang.” Rasulullah pun kemudian membacakan ayat, “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari itu) dengan langsung. Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan.“ (QS al-Waaqi’ah : 35-36). Akhirnya, si nenek tua tadi pun tersenyum.

Mungkin ada yang menilai, betapa kasarnya guyonan Rasulullah sehingga membuat wanita yang sudah tua sampai menangis. Namun perlu dicermati, guyonan tersebut adalah suatu kebenaran, punya nilai edukasi, dan sarat dengan ilmu pengetahuan. Si nenek diajarkan suatu ilmu baru, bahwa kelak para penghuni surga akan dikembalikan seperti masa ia ketika muda.

Rasulullah juga dikenal sebagai seorang suami yang hangat dalam keluarga. Suatu kali, Rasulullah SAW menantang istrinya Aisyah RA lomba lari. Karena Aisyah masih sangat muda, ia berhasil mengalahkan Rasulullah SAW. Mungkin saja Rasulullah SAW hanya mengalah demi membahagiakan istrinya yang masih sangat muda itu. Ia ingin memupuk rasa cinta dan kasih sayang dengan istrinya.

Beberapa waktu setelah itu, Rasulullah kembali menantang Aisyah untuk lomba lari. Karena badannya sudah gemuk, Rasulullah pun memenangkan perlombaan itu. “Ini pembalasan untuk kekalahan yang dulu," sabda Beliau SAW.

Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah RA, seorang sahabat bertanya kepada Beliau SAW, “Wahai, Rasullullah! Apakah Engkau juga bersendau gurau bersama kami?” Rasulullah SAW menjawab, “Benar. Hanya saja saya selalu berkata benar.” (HR Ahmad).

Begitulah model bercanda yang dicontohkan Beliau SAW. Dalam bercanda, Beliau SAW tidak pernah tertawa sampai terbahak-bahak. Tertawanya hanya sampai terlihat gigi taringnya saja. Beliau juga tidak melontarkan lelucon bohong, dusta, atau merendahkan orang lain. Beliau juga tidak berlebih-lebihan dalam bercanda. Hanya sebatas refreshing dan pelepas kesuntukan sesaat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement