Kamis 15 Aug 2019 05:05 WIB

Sebaik-baik Dakwah

Sebaik-baik dakwah adalah seperti air bening dan segar .

Dakwah
Foto: Dok. Republika
Dakwah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Makmum Nawawi

Dituturkan bahwa seorang pencuri memanjat rumah Malik bin Dinar, tapi dia tidak menemukan sesuatu pun yang bisa diambil dan dicuri, sementara sang pemilik rumah dilihatnya tengah shalat (tahajud). Malik bin Dinar pun mempersingkat shalatnya, lalu menoleh ke pencuri.

Usai mengucapkan salam, ia berujar, "Duhai sauda ra ku, semoga Allah menerima tobatmu. Engkau sudah masuk menerobos rumah saya, dan tiada sesuatu pun yang bisa kau ambil. Dan aku tidak akan membiarkanmu keluar tanpa membawa sesuatu yang berarti."

Kemudian, Malik bin Dinar berdiri dan membawa suatu wadah yang berisi air, seraya berucap, "Wudhulah, dan shalatlah dua rakaat, maka engkau akan membawa sesuatu yang lebih baik dari apa yang kau cari." "Wahai Malik, bisakah kau berikan keringanan pada saya agar saya bisa menambah dua rakaat lainnya," jawab si pencuri. "Tambahlah, sesuai dengan takdir Allah untukmu," sahut Malik bin Dinar.

Ternyata pencuri itu terus menunaikan shalat hingga datang waktu Subuh. Malik pun berucap, "Kini, pulanglah, dengan membawa hidayah!" "Tuanku, biarkanlah saya tetap di sisimu hari ini karena saya sudah niat untuk berpuasa." "Silakan, menetaplah di sini sesukamu."

Pencuri itu pun menetap di rumah Malik bin Dinar beberapa hari lamanya, sambil berpuasa dan malamnya qiamulail. Dan begitu pencuri itu hendak pulang, ia pun berkata kepada Malik bin Dinar, "Hai Malik, saya sudah berniat untuk bertobat."

"Ini tentu dengan kekuasaan Allah 'Azza wa Jalla." Akhirnya, pencuri itu bertobat dan pertobatannya pun bagus. Begitu keluar dari rumah Malik bin Dinar, dia berjumpa dengan salah satu pencuri, dan berkata kepadanya, "Saya kira engkau sudah menggondol harta karun."

"Aku 'terjebak' di rumah Malik bin Dinar. Aku meman jat masuk menerobos ke rumahnya untuk mencuri, malah dia yang sudah 'mencuri' aku. Aku sudah bertobat kepada Allah 'Azza wa Jalla. Dan ingatlah, saya akan selalu berada di depan pintu tobat ini, terus dan terus, sehingga bisa meraih apa yang sudah didapat oleh sang pencinta."

Apa yang dilakukan oleh Malik bin Dinar mencerminkan orang yang sungguh piawai sekali dalam menyentuh dan mengurai temali jiwa seseorang. Sehingga, lewat sentuhan dakwahnya, seorang pencuri bahkan bisa melakukan revolusi mental dan spiritual. Suatu kemahiran dakwah yang sangat dibutuhkan sepanjang zaman.

Muhammad Ahmad ar-Rasyid, pakar fikih dakwah kontemporer menulis dalam kitabnya al-Masar, "Sebaikbaik dakwah adalah seperti air bening dan segar yang mengandung rahasia-rahasia kehidupan. Pertama kali ia muncul dari batu yang keras, lalu memunculkan mata air untuk orang-orang yang meminumnya, lalu memancarkan air tawar dan deras serta mengagumkan bagi setiap orang yang gundah gulana."

Di tengah kegamangan banyak orang, karut marut dan kompleksitas kehidupan, gelegak dakwah tentu harus makin dinamis, dengan segenap aset dan keahlian masing-masing elemen umat. Karena moto "Islam sebagai rahmat untuk segenap alam" hanya bisa membumi manakala tugas dakwah ini terus bergerak agar kita tidak dilindas oleh gerbong kemaksitan yang terus merangsek di sekitar kita. ¦

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement