Senin 24 Dec 2018 13:24 WIB

'Musibah adalah Peringatan Agar Umat Kembali kepada-Nya'

Pemulihan mental dan nurani tak kalah penting dari rekonstruksi fisik.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Mulyadi (39 tahun) warga Desa Air Panas, Kalianda, Lampung Selatan hanya bisa pasrah, perabotan rumahnya ludes dihantam gelombang tsunami. Warga butuh segera bantuan pangan dan sandang karena bantuan belum datang.
Foto: Republika/Mursalin Yasland
Mulyadi (39 tahun) warga Desa Air Panas, Kalianda, Lampung Selatan hanya bisa pasrah, perabotan rumahnya ludes dihantam gelombang tsunami. Warga butuh segera bantuan pangan dan sandang karena bantuan belum datang.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA— Gempa bumi sejatinya adalah peringatan Allah SWT kepada seluruh umatnya. Gempa bumi bukan sekadar fenomena alam belaka yang dianggap biasa. 

"Allah menciptakan musibah dan bencana alam untuk mengingatkan manusia agar mereka takut dan segera kembali kepada Allah," kata Habib A Rahman Alhabsy melalui pesan Hikmah Rahmani yang diterima Republika.co.id, Senin (24/12).

Sebagai peringatan terhadap manusia terkait bencan alama ini Habib A Rahman Al-Habsy menyampaikan surah al-Isra’ [17]:59 yang artinya: “Dan tidaklah Kami memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti."

“Dan musibah apa saja yang menimpa kalian, maka disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)," kata Habib A Rahman menyampaikan surah asy-Syu’ara’ [42] : 30.

Habib menyampaikan sebuah kisah dari khalifah Umar bin Khatab. Suatu ketika gempa melanda Madinah, Umar menempelkan tangannya ke tanah dan berkata kepada bumi.

 “Ada apa denganmu?” 

Dan inilah pernyataan sang pemimpin tertinggi negeri Muslim itu kepada masyarakat pascagempa,“Wahai rakyatku tidaklah gempa ini terjadi kecuali karena ada sesuatu yang kalian lakukan. Alangkah cepatnya kalian melakukan dosa. Demi yang jiwaku ada di tangan-Nya, jika terjadi gempa susulan, aku tidak akan mau tinggal bersama kalian selamanya!” kata Habib menukilkan pernyataan khalifah Umar.

Menurut Habib, terkadang bumi bergetar dan berguncang karena muak dengan perilaku manusia yang menorehkan aneka keburukan, nista, keserakahan, dan arogansi di atas punggung bumi.

Gempa bumi adalah suatu bentuk musibah berupa peringatan, teguran, bahkan hukuman dari Allah al-Jabbar (Dzat yang Mahaperkasa) atas perbuatan manusia yang menentang-Nya. 

"Saudaraku,, musibah dan bencana, bukan tontonan. Bukan pula sekadar membahas pemulihan bangunan fisik. Melainkan jauh yang lebih utama adalah pemulihan mental dan Nurani. Musibah ini adalah renungan segera bagi kita semua. Ya Rabbana... Maafkan kami, ampuni kami," kata Habib. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement