Rabu 19 Dec 2018 05:35 WIB

Rasulullah Mendidik dengan Lembut

Islam tidak mengajarkan pola pendidikan dengan cara kekerasan.

Rasulullah
Foto: Wikipedia
Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Imam Nur Suharno

Suatu hari, Rasulullah SAW didatangi seorang perempuan yang bernama Sa’idah binti Jazi. Ia membawa anaknya yang baru berumur satu setengah tahun. Rasul kemudian memangku anak tersebut. Tiba-tiba, si anak kencing (mengompol) di pangkuan Rasulullah SAW. Spontan, sang ibu menarik anaknya dengan kasar.

Seketika itu juga, Rasulullah SAW me nasihatinya. “Dengan satu gayung air, bajuku yang terkena najis karena kencing anakmu bisa dibersihkan. Akan tetapi, luka hati anakmu karena renggutanmu dari pangkuanku tidak bisa di obati dengan bergayung-gayung air,” ujar Rasul.

Kisah tersebut memberikan pelajaran ( ibrah) berharga kepada kita, para orang tua, dan pendidik bahwa Rasulullah SAW secara tegas melarang mela kukan pendekatan dengan kekerasan dalam mendidik anak. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Hendaknya kamu bersikap lemah lembut, kasih sayang, dan hindarilah sikap ke ras dan keji.” (HR Bukhari).

Rasulullah juga telah mencontoh kan sikap lemah lembut dalam memperlakukan (mendidik) anak-anak. Se bab, bagi seorang anak, kelembutan dan kasih sayang orang tua (dan guru) merupakan sumber kekuatan yang bisa menggugah perasaannya. Kehangatan yang diberikan akan melahirkan ketenangan, kepercayaan, juga hubungan batin yang kuat antara seorang anak dan orang tuanya atau bahkan gurunya.

Dari As-Saib ibnu Zaid ketika dia masih anak-anak, ia mengatakan, “Aku melihat Rasulullah SAW, aku dan beberapa orang anak lainnya yang sebaya denganku masuk menemuinya. Ternya ta, kami jumpai beliau sedang makan buah kurma dari sebuah keranjang ber sama dengan beberapa orang sahabatnya. Melihat kedatangan kami yang masih anak-anak, beliau bangkit, lalu memberikan kepada masing-masing dari kami segenggam kurma dari ke ranjang itu sembari mengusap kepalakepala kami.” (HR Thabrani).

Yang pasti, Islam tidak mengajarkan pola pendidikan dengan cara keke rasan. Sebaliknya, Islam justru sangat me nekankan pola pendidikan yang le mah lembut dan penuh kasih sayang. Bah kan, dalam urusan dakwah pun, setiap dai diperintahkan untuk menyeru umat manusia dengan cara yang lembut, bijaksana, dan memberikan nasihat yang baik. (QS an-Nahl [16]: 125).

“Maka, disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersi kap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermu sya warahlah dengan mereka da lam urusan itu. Kemudian, apabila ka mu telah membulatkan tekad, ber ta wakallah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada- Nya.” (QS Ali Imran [3]: 159).

Melalui pendekatan lemah lembut ini, diharapkan dapat membentuk jiwa anak yang siap untuk menerima, merespons, dan melaksanakan setiap panggilan kebaikan dengan penuh ke sa daran, bukan keterpaksaan. Wallahu a’lam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement