Kamis 29 Nov 2018 12:46 WIB

Mengatasi Lupa

Lupa adalah hap wajar yang dialami manusia untuk hal-hal lumrah.

Takwa (ilustrasi).
Foto: blog.science.gc.ca
Takwa (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Sigit Indrijono

Lupa adalah suatu hal yang wajar dialami oleh manusia untuk hal-hal yang lumrah, seperti lupa nama se se orang, lupa istirahat ketika sedang sibuk bekerja atau lupa menyimpan suatu benda. Namun, ada lupa yang yang harus dihindari dengan sungguh-sungguh, yaitu lupa ter ha dap kewajiban, terhadap tugas, lupa atas janji yang dibuat. Termasuk juga lupa yang difirmankan oleh Allah pada ayat be rikut ini, "Dan, janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa ke pa da Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri." (QS al-Hasyr [59]: 19).

"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan ja nganlah kamu me ngingkari (nikmat)-Ku." (QS al-Ba qa rah[2]: 152). Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada kita untuk ingat kepada-Nya. Sehingga, kita memperoleh karu nia yang besar, yaitu Allah ingat kepada kita.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk mengatasi lupa. Pertama, senantiasa menggairahkan diri dalam se tiap aktivitas dengan niat sebagai ibadah. Bagi orang be ri man hendaknya berniat semua aktivitas yang dilakukan se mata untuk Allah, seperti yang terdapat dalam ayat berikut ini.

"Katakanlah (Muhammad): 'Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam, tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (Muslim)'." (QS 6: 162–163).

Kedua, menghidupkan hati dengan selalu zikir untuk me ng ingat Allah. Di antara ciri orang berakal adalah selalu ingat kepada Allah setiap saat; dalam keadaan berdiri, du duk, dan berbaring. (QS Ali Imran [3]: 191). Dengan senantiasa mengingat Allah, kita akan memperoleh karunia dari Allah berupa ketenteraman hati (QS ar-Ra'd [13] :28].

Ketiga, menghidupkan akal dengan selalu mempelajari ilmu, terutama ilmu agama. Belajar tanpa mengenal batas usia. Walau pun usia telah lanjut, jangan berhenti belajar dan jadi penghalang untuk selalu terus belajar. Senantiasa belajar, dengan mengingat ulang yang pernah dipelajari dan mempelajari pengetahuan baru. Hal ini akan terus me nga sah akal dan akan menghindarkan lupa atau pikun seperti diterangkan pada surah al-Hajj [22] :5)

Keempat, mengamalkan doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada Muadz bin Jabal, "Sungguh aku men cin taimu, janganlah engkau tinggalkan pada akhir (setelah selesai) setiap shalat untuk mengucapkan; 'Wahai Allah, tolonglah aku untuk berzikir (selalu ingat) kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, serta mem per baiki ibadah kepada- Mu'." (HR Ahmad dan Abu Dawud). "Dan, ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: 'Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini'." (QS al-Kahfi [18]: 24).  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement