Sabtu 24 Feb 2018 05:48 WIB

Berkah Jabatan

Ciri pemimpin yang baik, yaitu kebijakannya tidak menimbulkan konflik.

Ilustrasi Pemimpin
Foto: pixabay
Ilustrasi Pemimpin

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Bahagia

Penggunaan jabatan di jalan yang benar memberikan berkah, tapi juga sebaliknya. Dari Ibn Umar RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Ketahuilah, setiap orang dari kamu adalah pemimpin, dia akan dimintai pertanggungjawaban tentang yang dipimpinnya."

Seorang laki-laki pemimpin keluarga akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Seorang wanita pemimpin di rumah suami dan anaknya akan dimintai pertanggungjawaban tentang mereka. Dan seorang hamba juga pemimpin atas harta tuannya, dia akan dimintai pertanggungjawaban.

"Ketahuilah masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban" (HR Imam Muslim). Selain itu, dari Ma’qil bin Yasar berkata, dia mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang yang diberi amanat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya, lalu mati ketika sedang menipu rakyatnya, maka Allah mengharamkan surga baginya" (HR Imam Muslim).

Hadis di atas memberikan pelajaran berguna bagi kita. Pertama, menjadi pemimpin itu untuk menabung pahala. Setiap kebijakan pemimpin kemudian disenangi oleh rakyat dan menyelesaikan masalah rakyat, maka termasuk kesuksesan bagi pemimpin.

Sebaliknya juga demikian, pemimpin yang membuat rakyat miskin, petani menderita, terzalimi, dan kebijakan tidak tepat masalah dan sasaran, maka bukti pemimpin tidak sukses. Padahal, banyak rakyat yang menderita atas kebijakannya. Maka, setiap yang terzalimi tadi benci kepada pemimpinnya.

Berdampak terhadap pemimpin sebab pemimpin itu tidak disukai karena memutuskan dengan kebijakan salah. Kedua, minim konflik. Ciri pemimpin yang baik, yaitu kebijakannya tidak menimbulkan konflik sosial, ekonomi, dan bencana lingkungan hidup. Rakyat melakukan demonstrasi, rakyat protes, dan mengecam kebijakan termasuk pemimpin tidak sukses.

Ketiga, sedikit korupsi. Perilaku korupsi merajalela di mana-mana mulai dari level paling terendah, yaitu desa dan negara. Tertangkapnya pemimpin bukti bahwa pemimpin telah merampas hak-hak rakyat. Hak rakyat, tetapi diambil oleh pemimpin untuk keperluan dirinya dan keluarganya.

Keempat, pujian. Rakyat kalau sudah sejahtera dan nyaman dengan pemimpin maka mereka akan memuji pemimpin. Kelima, tidak perlu menawarkan diri. Pemimpin yang disukai rakyat, yaitu pemimpin yang langsung dipilih rakyat. Rakyat merasakan dampak kebaikan dari kepemimpinnya sehingga tidak ingin pemimpin itu digantikan dengan pemimpin lainnya.

Kelima, penuh berkah. Keberkahan ditandai dengan minim bencana alam, rezeki tidak sulit, dan minim konflik. Bencana alam terjadi karena banyak doa orang yang terzalimi. Dampaknya kepada semua.

Sejatinya rakyat dan pemimpin bekerja sama untuk menegakkan nilai agama dan kebijakan dengan baik. Akhirnya terbentuk bangsa yang kuat, tangguh, berkembangnya inovasi dan teknologi, terhapusnya kemiskinan, dan hilangnya bencana.

Terakhir, menepati janji. Janji kalau tidak ditepati maka sudah menipu rakyat. Menipu itu bagian dari keburukan dalam kehidupan. Termasuk penghambat surga bagi yang sering menipu. Bahkan, tercatat menjadi penipu. Untuk itu, pilihlah pemimpin yang mementingkan kepentingan Allah, adil, dan bebas dari golongan, amanah dan cerdas serta berilmu pengetahuan tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement