Jumat 26 Feb 2016 10:32 WIB

Nikmatnya Menjaga Agama Allah

Dakwah digital (ilustrasi).
Foto:

Penjagaan yang dimaksud bisa berarti menjaga dan memelihara akidah Islam dalam diri. Tidak bisa disangkal, selalu ada upaya untuk menghilangkan Islam dari dalam diri seorang Mukmin. Upaya itu bisa berasal dari hawa nafsunya, atau berasal dari orang-orang yang tidak senang dengan keberadaan agama Allah (lihat QS Al-Baqarah [2]: 120).

Perbuatan-perbuatan yang bisa mendorong kepada rusaknya akidah harus dijauhi, seperti mendatangi dukun, melakukan sihir, meminta bantuan kepada jin, memakai jimat, menduakan Allah dalam ibadah, dan lainnya. Menjaga agama Allah bisa berarti pula menjaga amal saleh yang telah dan sedang dilakukan. Yang terpenting adalah menjaga konsistensi dalam beribadah, walaupun sedikit.

Rasulullah mencela orang yang tidak konsisten menjalankan ibadah. Abdullah bin Amru bin Ash ra berkata: "Rasulullah SAW pernah bersabda kepadaku, 'Wahai Abdullah, janganlah seperti si fulan. Dahulu, dia pernah shalat tahajud. Namun setelah itu ia tidak lagi melakukannya" (HR Muttafaq 'alaih).

Menjaga agama Allah bisa juga berarti menjaga Islam agar tidak tercabut dari hati kaum Muslimin. Ini bisa dilakukan dengan bergaul dengan mereka, kemudian memberi teladan dan akhirnya mengajak mereka agar tetap bersabar dalam agama Allah.

Memelihara dan menjaga agama Allah akan mendapat tantangan. Namun Allah berjanji akan senantiasa menyertai dan menjaga kita. Apabila ada yang mencibir atau menghalangi, patut diingat bahwa, segala keputusan berada di tangan Allah, apabila Allah sudah memutuskan, tidak ada yang bisa menghalangi. Wallahu a'lam.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement